Mantan pemain Timnas U-16, Habib Arif Fadhila sukses menggeluti usaha budi daya ikan air tawar. (Foto : istimewa)

SLEMAN, iNews.id-Tak ada yang tahu dengan nasib seorang pemain sepak bola dikemudian hari ketika berhenti merumput. Biasanya, banyak dari para pemain yang memutuskan untuk kembali ke lapangan hijau bukan sebagai pemain, namun sebagai pelatih ataupun official tim. 

Akan tetapi, hal berbeda justru diambil oleh mantan pemain Timnas Indonesia U-16, Habib Arif Fadhila. Pria kelahiran Sleman, DIY ini justru memilih menggeluti usaha budi daya ikan air tawar. 

Tak disangka, usahanya ini pun banyak mendatangkan manfaat bukan hanya bagi dirinya, tetapi warga sekitar. Meski begitu, Habib mengakui bahwa diawal meniti usahanya itu, ia sempat merugi karena gagal panen.

"Bisa dibilang awal usaha mengalami kerugian karena masih banyak belajar, dan alhamdulillah untuk saat ini diperlancar untuk usaha budi daya ikan ini," katanya, Jumat (17/03/2023).

Habib memulai usahanya ini sejak tahun 2020, bertepatan dengan merebaknya pandemi Covid-19 di Indonesia. Saat itu, federasi sepak bola Indonesia (PSSI) memutuskan untuk menghentikan liga sepak bola di Indonesia. Alhasil, dirinya yang saat itu masih berprofesi sebagai pemain sepak bola dipaksa menganggur.

"Dulu banyak sih yang bertanya kenapa enggak dilanjutin main sepak bolanya. Kok malah basah-basahan di kolam, kotor. Cuma bagi saya sudahlah, semua itu sama saja. Sama-sama cari sumber rezeki, cuma berbeda profesinya saja, dan juga orang tua saya mendukung," ujarnya. 

Beberapa komoditas ikan yang dia jual diantaranya ikan lele, gurame, nila serta bawal. Habib menjual ikan hasil budi dayanya itu ke beberapa tempat, seperti ke pasar, restoran dan pabrik.

Lokasi budi daya ikan milik Habib berada di Dusun Kadipiro, Kalurahan Margodadi, Kapanewon Seyegan, Kabupaten Sleman. Karena tempat tinggalnya yang dekat dengan sumber pengairan, terutama sungai, Habib memiliki inisiatif untuk memanfaatkan sungai tersebut.

Menurutnya, ikan yang dibesarkan di sungai akan lebih berkualitas. Ikan yang dibesarkan di sungai akan lebih gurih ketimbang dengan ikan yang dipelihara di kolam. Selain itu, ikan juga akan lebih mudah terserang penyakit. 

"Pertumbuhan juga lebih cepat di sungai karena. Terutama soal rasa, kalau di sungai lebih gurih. Untuk nominal jualnya juga sangat bagus karena lebih terjamin kualitasnya," kata dia.

Bukan tanpa kendala, menurutnya memelihara ikan di sungai memiliki tantangan tersendiri. Terutama saat musim hujan tiba, dia harus lebih tanggap dengan risiko meluapnya air sungai secara tiba-tiba. Ia dan pembudidaya ikan lainnya harus siap siaga menjaga ikan 24 jam penuh. 

Dia juga mengajak warga sekitar untuk membudidayakannya ikan dengan membuat keramba. Saat ini sudah ada sekitar 300 keramba. Masing-masing keluarga telah memiliki kerambanya sendiri. 

Kedepannya, Habib memiliki impian untuk mengembangkan tempat pembudidayaan ikan itu untuk lokasi wisata edukasi bersama masyarakat sekitar. 


Editor : Ainun Najib

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network