YOGYAKARTA, iNews,id - Kopda Andreas Dwi Atmoko (DA) mengaku jika motor yang dinaiki Handi dan Salsabila menabrak belakang truk di Nagreg, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Bukaan ditabrak mobil Panther milik Kolonel Priyanto yang mereka kendarai.
Kopda Andreas Dwi Atmoko (DA) menceritakan saat itu dia mengemudikan mobil Isuzu Panther warna hitam Nopol B 300 Q dengan penumpang Kolonel Inf Priyanto dan Koptu A Sholeh (AS).
Kecelakaan itu sendiri bermula pada Rabu 8 Desember 2021 saat sepeda motor Satria FU Nopol D 2000 RS warna hitam yang dikendarai Handi Saputra (16) berboncengan dengan Salsabila (14) melintas di daerah Limbangan, Nagreg, Kabupaten Bandung, Jawa Barat sekitar pukul 16.30 WIB.
Kedua korban yang datang dari arah berlawanan tiba-tiba menabrak bagian belakang truk kemudian terpental ke aspal jalan dan masuk ke kolong mobil Isuzu Panther yang disopiri Kopda Andreas Dwi Atmoko (DA). Saat kejadian mobil melaju dari arah berlawan dengan sepeda motor korban.
"Selanjutnya kami melaksanakan pertolongan kepada kedua korban dengan cara mengangkat untuk dibawa ke tepi jalan. Karena tidak ada yang membantu sehingga Kolonel Inf Priyanto berinisiatif dan memerintahkan saya dan Koptu A Sholeh (AS) untuk memasukkan korban ke dalam mobil Panther yang kami kendarai," kata Kopda Andreas Dwi Atmoko dalam keterangan yang diperoleh SINDOnews, dikutip Minggu (26/12/2021).
Dalam perjalanan sambil membawa Handi dan Salsabila, Kopda Andreas menyampaikan saran kepada Kolonel Inf Priyanto agar kedua korban dibawa ke Puskesmas atau rumah sakit (RS) terdekat.
"Selanjutnya kami melanjutkan perjalanan menuju Yogyakarta dan sesampainya di sungai Serayu daerah Cilacap sekitar pukul 21.00 WIB Kolonel Inf Priyanto memerintahkan untuk membuang kedua korban ke dalam Sungai Serayu dari atas jembatan," lanjutnya.
Koptu A Sholeh tetap berada di dalam mobil. Sedangkan Kopda Andreas bersama Kolonel Inf Priyanto turun dari mobil. "Kemudian Koptu A Sholeh mendorong mayat laki-laki dari dalam mobil yang bernama saudara Hendi Saputra. Lalu saya dan Kolonel Inf Priyanto menarik/menyeret mayat tersebut dari dalam mobil kemudian membuangnya ke Sungai Serayu dari atas jembatan. Berikutnya sama dengan mayat perempuan yang bernama saudari Salsabila," ujarnya.
Setelah membuang kedua korban, Kolonel Inf Priyanto, Koptu A Sholeh dan Kopda Andreas Dwi Atmoko melanjutkan perjalanan ke Kalasan, Sleman, Yogyakarta. Mereka menuju rumah Kolonel Inf Priyanto dan tiba pada Kamis 9 Desember 2021 pukul 03.00 WIB.
Mayat Handi dan Salsabila baru ditemukan 4 hari kemudian di aliran Sungai Serayu di Jateng, yakni pada Sabtu 11 Desember 2021. Handi ditemukan terpisah, yakni di aliran Sungai Serayu tepatnya di Banyumas. Sedangkan Salsabila ditemukan di daerah Cilacap.
Editor : Ainun Najib
Artikel Terkait