Telaga bekas kolam pemancingan ikan di Gunungkidul yang dimanfaatkan warga sebagai sumber air. (Foto: iNews.id/Kuntadi).

GUNUNGKIDUL, iNews.id - Sejumlah desa di Kabupaten Gunungkidul, DI Yogyakarta, mulai mengalami krisis air bersih. Banyak sumber mata air mengering, sehingga warga memanfaatkan telaga bekas kolam pemancingan ikan.

Seorang warga dari Desa Ngestirejo, Kecamatan Tanjungsari, Sukarsiyem mengatakan, air bersih mulai sulit didapati. Tempat penampungan air juga mulai mengering.

"Air di sini (telaga) pakai untuk mandi, mencuci dan ternak atau menyiram tanaman," kata Sukarsiyem, kepada wartawan, Rabu (3/7/2019).

Kondisi air telaga tersebut tampak kotor, dan berwarna hijau karena bercampur dengan lumut. Namun warga terpaksa memakai air ini untuk memenuhi kebutuhan.

Sedangkan untuk membeli air bersih, sebagian warga mengaku tidak mampu membayar. Untuk kapasitas 5.000 liter harus dibeli dengan harga Rp120 ribu. Sementara bantuan air bersih dari pemerintah daerah (pemda) tidak kunjung datang.

"Mahal kalau beli. Saya tidak mampu," ujar dia.

Sementara itu Kepala Pelaksana BPBD Gunungkidul, Edi Basuki mengatakan, dari 18 kecamatan hanya tiga kecamatan yang bebas dari kekeringan. Tahun ini sudah ada 5 kecamatan yang mengajukan bantuan droping air bersih.

BPBD meminta kepada masyarakat yang kesulitan mendapatkan air bersih agar menghubungi BPBD. Mereka menyiapkan anggaran sebanyak Rp530 juta untuk droping air bersih, sehingga kebutuhan warga tak alami krisis air.

"Sudah ada lima kecamatan yang mengajukan bantuan droping air bersih," kata dia.

Kabupaten Gunungkidul, selama ini menjadi salah satu kabupaten di DIY yang kerap menjadi langganan kekeringan. Saat ini dari 18 kecamatan, setidaknya sudah ada 15 kecamatan yang warganya kesulitan mendapatkan air bersih.


Editor : Andi Mohammad Ikhbal

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network