Dinas Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta memperkirakan kualitas udara Yogyakarta naik saat musim hujan. (Foto: Antara/Eka R)

JAKARTA, iNews.id - Dinas Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta memperkirakan kualitas udara Yogyakarta naik saat musim hujan. Parameter pencemar udara di Kota Yogyakarta seluruhnya berada di bawah baku mutu yang telah ditetapkan.

Indonesia merupakan salah satu negara yang dilewati oleh garis khatulistiwa sehingga memiliki iklim tropis. Iklim tropis bersifat panas dan hanya memiliki dua musim yaitu musim kemarau dan musim hujan. Indonesia juga memiliki iklim musim sangat dipengaruhi oleh angin musiman yang berubah-ubah setiap periode tertentu. Biasanya satu periode perubahan angin Muson adalah 6 bulan.

Iklim musim terdiri dari dua jenis, yaitu angin musim Barat daya (Muson Barat) dan angin musim Timur Laut (Muson Timur). Angin Muson Barat bertiup sekitar bulan Oktober hingga April yang basah sehingga membawa musim hujan atau penghujan. 

Angin Muson Timur bertiup sekitar bulan Mei hingga bulan September yang sifatnya kering yang mengakibatkan wilayah Indonesia mengalami musim kering atau kemarau.

Dikarenakan adanya perubahan iklim yang cukup drastis saat ini karena pemanasan global, beberapa daerah di Indonesia mulai diguyur hujan ketika memasuki pertengahan bulan September, seperti Kota Yogyakarta. 

Dinas Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta memperkirakan kualitas udara di Kota Yogyakarta akan semakin membaik saat memasuki musim penghujan. 

“Memasuki musim hujan, kualitas udara di Kota Yogyakarta biasanya semakin membaik. Indeks standar pencemar udara menunjukkan kategori baik,” kata Kepala Unit Pelaksana Teknis Laboratorium Lingkungan Hidup DLH Kota Yogyakarta, Sutomo kepada wartawan Senin, 12 September 2022.

DLH Kota Yogyakarta membagi indeks standar pencemar udara kedalam lima kategori yaitu baik, sedang, tidak sehat, sangat tidak sehat, dan berbahaya. Sutomo juga menyebutkan bahwa kualitas udara di Kota Yogyakarta tidak pernah menunjukkan indeks di atas sedang.

“Selama ini indeks maksimal kualitas udara di Kota Yogyakarta menunjukkan kualitas sedang. Tidak pernah sampai ke merah atau tidak sehat dan tingkat yang berbahaya,” kata Sutomo.

Dengan kondisi tersebut, Sutomo mengatakan bahwa kualitas udara di Kota Yogyakarta masih sangat layak. Oleh karena itu, masyarakat tak perlu mengkhawatirkan berbagai penyakit yang disebabkan karena kualitas udara yang tidak sehat.

Apabila indeks pencemar udara sudah menunjukkan kategori tidak sehat hingga berbahaya, maka perlu dilakukan berbagai kebijakan untuk memastikan kualitas udara tetap aman bagi masyarakat.

“Bisa saja, contohnya dengan mewajibkan pakai masker atau pembatasan aktivitas di luar ruangan. Tetapi sampai sekarang kondisi udara di Kota Yogyakarta masih cukup baik dan aman,” katanya.

Pemantauan indeks kualitas udara dilakukan melalui peralatan yang dipasang di Kantor Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta dengan kemampuan sensor dalam radius kurang lebih lima kilometer. Sejumlah parameter yang yang dipantau di antaranya kandungan partikel di udara, karbon monoksida, nitrogen dioksida, sulfur dioksida, ozon, dan hidrokarbon.

"Lokasi penempatan peralatan sensor kualitas udara sudah cukup strategis. Kondisi lingkungan sekitar pun dinilai cukup untuk memantau kondisi rata-rata kualitas udara di Kota Yogyakarta secara umum," kata Sutomo.

Berdasarkan hasil pengukuran yang dilakukan pada hari Senin, 12 September 2022, parameter particulate matter (PM) 2,5 menunjukkan indeks dengan kondisi sedang, sedangkan untuk parameter lain menunjukkan dalam kondisi baik.


Editor : Ainun Najib

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network