KULONPROGO, iNews.id – Hasto Wardoyo melepas jabatannya sebagai Bupati Kulonprogo. Hal ini ditandai dengan pelantikannya sebagai Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) oleh Menteri Kesehatan, Senin (1/7/2019).
Sebelum meninggalkan Kulonprogo, Hasto menuturkan harapannya. Dia ingin agar daerah yang pernah dipimpinnya itu bebas dari kasus kematian ibu dan anak saat persalinan.
“Angka kematian ibu dan bayi harus ditekan,” ucap Hasto saat meresmikan Rumah Sakit (RS) Queen Latifa Sentolo, Kulonprogo, Minggu (30/6/2019).
Data hingga Juni, ada tiga kasus angka kematian ibu dan bayi saat persalinan dari sebanyak 1.600 kehamilan. Kasus yang ada itu pun karena usia kehamilan baru 12 minggu dan 16 minggu. Bukan faktor kebidanan ataupun hal lainnya.
“Ke depan harus zero. Tidak boleh ada lagi. Rumah sakit ini harus ikut berperan,” kata Hasto.
Dia juga menitipkan pesan agar Pemkab Kulonprogo komiten untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Salah satunya dalam penanganan gizi bayi dan stunting. Semenjak kehamilan, tim harus memantau sampai dengan proses kelahiran dan perkembangan bayi.
Direktur Utama PT Insan Muklisin Sentolo Saifudin mengatakan, RS Queen Latifa sangat concern dalam mendukung kebijakan pemerintah. Salah satunya dengan ikut menekan angka kematian ibu dan anak.
“Kami sudah siapkan dokter obgyn (Spesialis obstetri dan ginekologi/SPOG) dan layanan pendukung lain yang komprehensif,” ujar Saifudin.
Dirut RS Queen Latifa dr Shelly Juliana Awwalin menambahkan, pihaknya siap membangun jejaring dengan mitra seperti puskesmas maupun dokter keluarga sebagai rumah sakit rujukan untuk ibu hamil. Apalagi lokasinya cukup strategis dan layanan yang ada sangat lengkap, seperti poliklinik syarat, mata, radionologi, laboratorium dan akan terus berkembang dengan THT.
“Sementara untuk rawat inap sudah ada 30 bed. Kami masih akan terus membangun untuk pengembangan gedung,” tuturnya.
Editor : Donald Karouw
Artikel Terkait