SLEMAN, iNews.id – Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Brigjen Ahmad Dofiri mengapresiasi kinerja Aiptu Almunir yang berhasil menangkap pelaku penyerangan dan pembacokan jemaat Gereja Santa Lidwina di Bedog, Trihanggo, Gamping, Sleman, DIY, pada Minggu, 11 Februari 2018. Petugas yang bertugas di Unit Penjagaan dan Patroli Polsek Gamping ini akan mendapat penghargaan.
“Pasti ada apresiasi atas prestasi ini. Seperti apa, masih kami godok dan pikirkan,” kata Kabag Humas Polda DIY AKBP Yulianto dalam konferensi pers di Mapolda DIY, Senin (12/2/2018).
AKBP Yulianto memaparkan, Almunir sudah dipanggil dan bertemu dengan Kapolda DIY Brigjen Pol Ahmad Dofiri di ruang kerjanya. Rencananya penghargaan akan diberikan pada Rabu besok, 14 Februari 2018, saat apel pagi.
Sementara Aiptu Almunir dalam konferensi pers itu juga menceritakan kronologi keterlibatannya dalam menangkap pelaku penyerangan dan pembacokan jemaat Gereja Katolik Santa Lidwina. Saat kejadian, dia tengah berada di Polsek Gamping karena jadwalnya piket. Dia mengetahui ada penyerangan gereja setelah ditelepon oleh kepala SPK. Bersama dengan Brigadir Erwin dan Aiptu Praswanto, mereka mendatangi lokasi menggunakan mobil dinas. Begitu tiba, jalan di depan gereja sudah ramai dan terhalang umat dan warga sekitar.
Aiptu Almunir bersama Aiptu Praswanto mencoba masuk untuk menenangkan pelaku. Namun, pelaku tetap tidak menggubris mereka meskipun keduanya sudah mengaku sebagai anggota kepolisian. Pelaku malah menyerang Aiptu Almunir. “Saya sempat memberikan tembakan peringatan, tetapi tetap diserang,” kata Aiptu Almunir.
Pelaku yang mengejarnya masih sempat menyabetkan pedang hingga mengenai tangan kiri dan kaki kirinya. Dalam kondisi terdesak, Almunir berhasil menendang pelaku dan bersamaan dengan itu menembak kaki kanan pelaku untuk melumpuhkannya. “Kami sama-sama jatuh dan jemaat gereja langsung mengamankan pelaku yang tertembak,” kata Almunir.
Menurut Almunir, saat kejadian, dia bisa saja menembak pelaku pada bagian vital yang bisa menyebabkan kematian. Namun, dia sengaja tidak melakukannya agar kasus itu bisa diusut tuntas. "Jika pelaku mati, kasusnya akan sulit diungkap. Saya memang mengincar kaki pelaku untuk ditembak. Kebetulan saya sudah 25 tahun di Reskrim, jadi biasa melumpuhkan penjahat,” kata pria yang tinggal di Bantul ini.
Dalam usianya yang sudah 57 tahun, Almunir memang banyak menghabiskan waktunya di satuan reserse dan kriminal. Dia baru sekitar enam bulan dipindah di satuan lain, hingga akhirnya datang ke lokasi kejadian. Dalam kejadian itu, Almunir mengalami luka robek pada tangan kirinya akibat sabetan pedang dari pelaku penyerangan gereja. Sementara kaki kirinya hanya luka kecil di bagian kelingking. “Ini tangan saya dijahit empat. Kalau sepatu sudah rusak,” katanya.
Ayah dua anak ini pun berharap Yogyakarta bisa kembali aman dan kondusif. Sebagai aparat kepolisian, Almunir yang tahun ini memasuki masa purnatugas tetap siap menjalankan perintah pengamanan. “Nanti setelah purnatugas, saya akan kembali ke Bantul. Saya ada sawah yang bisa dikerjakan,” katanya.
Editor : Maria Christina
Artikel Terkait