YOGYAKARTA, iNews.id – Mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) mengembangkan tempat sampah ramah lingkungan untuk mengolah sampah masker medis. Tempat sampah ini menggunakan mikroba untuk mengurai masker.
Tempat sampah masker medis ini dikembangkan Muhammad Ardillah Rusydan dan Gizela Aulia Agustin (Biologi), Isthafaina Dea Fairuz (Gizi Kesehatan), dan Asyifa Rizki Daffa (Teknik Nuklir 2020). Inovasi ini lahir dari Program Kreativitas Mahasiswa bidang Karsa Cipta (PKM-KC) UGM di bawah dosen pembimbing Endah Retnaningrum.
Ide membuat sampah masker ramah lingkungan ini tidak lepas dari masa pandemi Covid-19. Protokol kesehatan membuat penggunaan masker medis meningkat, sehingga sampah masker juga mengalami peningkatan. Selama ini masaker masih dibuang sembarang yang mencemari lingkungan.
Atas kondisi ini, mahasiswa UGM mengembangkan tempat sampah ramah lingkungan yang dapat mengolah limbah masker medis menjadi bahan organik. Tempat sampah ini dibuat dengan menambahkan agen biodegradasi berupa mikroba Pseudomonas.
“Proses pengolahannya sangat mudah karena ramah lingkungan dan tidak meninggalkan bahan yang sulit terurai,” kata Rrdillah Rusydan, Senin (6/9/2021).
Ardillah mengatakan limbah masker medis akan diurai mikroba dalam waktu sekitar 10-14 hari. Meski proses degradasi memakan waktu yang lama, tetapi dengan pengembangan alat melalui penambahan sejumlah proses dapat mempercepat proses degradasi.
"Proses pemanasan dan penambahan nutrien serta penambahan jenis mikroba akan mempercepat proses degradasi dari sampah masker medis," katanya.
Sampah khusus medis ini dirancang dengan ukuran 29x14x100 cm dengan kapasitas 28,5 liter. Tempat sampah dilengkapi dengan shredder yang berada pada bagian atas yang berfungsi untuk mencacah masker medis menjadi cacahan kecil. Pada bagian bawah shredder terdapat sensor ultrasonik yang telah disambungkan dengan mikrokontroler dan sprayer.
Saat cacahan masker jatuh melewati sensor, secara otomatis sprayer yang telah terisi dengan larutan bakteri akan menyemprotkan larutan ke arah cacahan masker medis. Pada bagian dasar tempat sampah didesain sedemikian rupa agar cacahan masker yang telah terdegradasi oleh mikroba akan masuk ke tabung penampungan.
Sementara Asyifa mengatakan, peningkatan penggunaan masker menyebabkan dampak buruk dengan terbentuk mikroplastik yang mencemari lingkungan. Sementara masyarakat belum memiliki kesadaran untuk membuang masker medis sesuai pedoman yang benar. Hal itu menjadikan sampah masker medis tidak tertangani dengan benar.
“Harapannya alat ini bisa menjadi solusi alternatif dalam mengurai persoalan limbah masker medis di masyarakat yang ramah lingkungan,” katanya.
Editor : Kuntadi Kuntadi
Artikel Terkait