JAKARTA, iNews.id – Sayur lodeh tujuh warna sempat viral di media sosial beberapa waktu lalu. Pesan berantai menyebutkan Sri Sultan Hamengku Buwono X meminta warga memasak sayur lodeh tersebut untuk menangkal virus corona atau Covid-19.
Pesan berantai tersebut dipastikan palsu atau tidak benar (hoaks). Ahli gizi dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta Aviria Ermamilia menegaskan hal senada. Menurut dia, tidak benar sayur lodeh tujuh warna atau tujuh rupa itu berkorelasi langsung sebagai pencegah corona. Sebab, mencegah infeksi virus sangat berkaitan erat dengan dengan kekebalan tubuh.
“Jadi, tidak bisa secara khusus lodeh menangkal corona karena ini kaitannya dengan imunitas. Tetapi makanan memang menyumbang dalam sistem kekebalan tubuh,” kata Aviria, Jumat (24/4/2020), dikutip dari laman resmi UGM.
Kendati demikian, Aviria memandang ada sisi positif yang muncul dari beredarnya hoaks tersebut. Masyarakat yang selama ini kurang mengonsumsi sayur akhirnya berusaha meningkatkan asupan sayuran begitu mendengar tentang sayur lodeh tujuh warna.
Dia menjelaskan, sayur lodeh baik untuk kesehatan. Di dalam sayuran tersebut mengandung zat-zat yang bermanfaat bagi tubuh.
“Isian dalam lodeh terdiri dari banyak sayuran sehingga cukup banyak manfaat dan kandungan gizinya,” kata dosen Departemen Gizi Kesehatan FKKMK UGM ini.
Komposisi isian dalam sayur lodeh cukup beragam. Dalam olahan itu umumnya terdapat kluwih, terong, labu, kacang panjang, daun melinjo, kulit buah melinjo, serta tempe. Seluruh bahan yang ada bernilai gizi tinggi karena mengandung serat, vitamin, dan mineral.
Sebagai contoh, terong dan daun melinjo kaya akan kandungan antioksidan yang bermanfaat untuk menangkal radikal bebas. Kacang panjang merupakan sumber protein yang mengandung asam folat, serta labu kuning mengandung karbohidrat kompleks dan serat.
Lalu, dalam pengolahannya ditambahkan santan yang memiliki kandungan lemak yang bagus bagi tubuh. Hanya, dalam proses memasak dianjurkan untuk tidak terlalu lama supaya lemak dalam santan tidak berubah menjadi lemak jenuh yang membahayakan kesehatan. Konsumsi santan juga tidak disarankan terlalu sering agar tidak meningkatkan kadar kolesterol dalam tubuh.
Aviria menekankan pentingnya konsumsi sayur setiap hari. Ini karena dalam sayuran terkandung vitamin, mineral, dan serta yang diperlukan untuk proses metabolisme, pencernaan, dan efek protektif tubuh.
“Kalau asupan sayur kurang bisa menyebabkan susah BAB, anemia dan berbagai penyakit lainnya,” ujarnya.
Karena itu, dia mengimbau masyarakat untuk mengonsumsi sayur sesuai pedoman gizi seimbang dengan komposisi isi piringku. Isi piringku terdiri atas sumber karbohidrat sebanyak 2/3 dari ½ piring. Sementara lauk-pauk sebesar 1/3 dari ½ piring. Untuk sayur sebanyak 2/3 dari ½ piring dan buah 1/3 dari ½ piring.
“Anjuran makan sayur dan buah dalam sehari sesuai pedoman gizi seimbang sekitar 400-600 gram untuk dewasa dan 300-400 gram untuk balita,” ujarnya.
Editor : Zen Teguh
Artikel Terkait