GUNUNGKIDUL, iNews.id – Sejumlah pedagang hewan kurban di Kabupaten Gunungkidul memilih mengurangi stok dagangannya karena masih sepi. Mereka tidak ingin mengambil risiko dalam masa pandemi Covid-19.
“Kami tidak berani menyediakan stok banyak, tidak mau nanti malah rugi,” kata pedagang hewan kurban di Panggang, Yitno, Minggu (11/7/2021).
Yitno sudah puluhan tahun menjadi pedagang sapi dan kambing. Menjelang Idul Adha dia biasanya menjual hingga ratusan ekor. Namun tahun ini dia memilih menahan diri karena dalam masa pandemi Covid-19.
Biasanya hewn kurban khususnya sapi, dikirim ke wilayah Jabodetabek. Tahun ini juga masih sama, hanya kiriman sapi lebih terbatas.
“Kalau sapi di sana sudah habis baru kami kirim lagi. Tidak berani menyetok banyak, kemarin kami kirim 17 ekor ke Depok,” katanya.
Harga sapi yang dijual juga bervariasi antara Rp18 juta sampai dengan Rp30 juta. Sapi ini banyak dibeli dari peternak yang ada di Saptosari dan Panggang.
Pedagang yang lain, Eko Purwono mengaku masih melihat kondisi pasar, baik pasar lokal maupun pasar luar kota. Jika sapi yang dikirim ke luar daerah habis, dirinya bau mengirimkan lagi. Tidak seperti biasanya menyetok dalam jumlah banyak.
Untuk pasar lokal, sapi yang diminati merupakan sapi putih atau sapi PO (peranakan ongole). Sedangkan untuk pasar luar daerah lebih memilih sapi merah atau Simental dan Limosin.
“Harganya di sana (luar kota) lebih mahal sekitar Rtp3 juta. Tetapi biaya pengiriman juga sekitar Rp4 juta untuk enam hingga delapan ekor,” katanya.
Editor : Kuntadi Kuntadi
Artikel Terkait