YOGYAKARTA, iNews.id - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) bertekad mewujudkan lansia yang sehat, mandiri, aktif dan produktif.
Menteri Kesehatan (Menkes) Nila F Moeloek mengatakan, pembangunan kesehatan akan diarahkan untuk meningkatkan usia harapan hidup. Selain itu, usia sehat juga harus ditingkatkan untuk memperpendek jurang harapan hidup.
Menkes menyebutkan, secara nasional angka harapan hidup mencapai 71 tahun. Dengan kondisi riil untuk perempuan mencapai 74 tahun dan laki-laki 69 tahun. Melihat komposisi penduduk, pada 2035 nanti akan ada peningkatan transisi lansia menjadi 48 jutaan atau sekitar 15,77 persen.
“Ini (angka lansia) akan jadi masalah yang harus disikapi. Karena semakin tua akan banyak masalah degeneratif," kata Menkes dalam International Respati Health Conference (IRHC) di Hotel Dafam Rohan, Yogyakarta, Senin (22/7/2019).
Angka harapan hidup di Yogyakarta, kata Menkes, menjadi yang tertinggi secara nasional, yakni 74 persen untuk laki-laki dan 76 persen untuk perempuan. Peningkatan harapan hidup ini harus didukung dengan peningkatan usia sehat.
“Saat ini, secara nasional usia sehat hanya 62 tahun. Artinya dengan usia angka harapan hidup 71 tahun, sekitar 8- 9 persen akan sakit-sakitan. Kita ingin memperpanjang usia harapan hidup yang sehat,” katanya.
Menurut Menkes, di Singapura angka harapan hidup sudah sampai 85 tahun, sedangkan usia sehatnya mencapai 75 tahun. Tingginya angka ini karena gaya hidup di Singapura lebih bagus.
“Sesuai dengan kebijakan WHO setiap negara diminta untuk meningkatkan kesadaran terhadap lansia. Di mana di Indonesia angkanya sudah sekitar 19-25 juta lansia,” ujarnya.
Ketua Yayasan Pendidikan Respati, Tony Sugiarso berharap dari konferensi ini bisa menghasilkan inovasi para perkembangan ilmu peengetahuan khususnya di bidang kesehatan.
Asisten Ekonomi dan Pembangunan DIY, Tri Saktiyana mengapresiasi kegiatan tersebut, apalagi angka harapan hidup di DIY cukup tinggi. Namun angka kemiskinan juga tinggi, karena masyarakat cenderung bisa menerima keadaan. "Masyarakat DIY cukup unik rela tidak makan tetapi cukup sejahtera,” katanya.
Editor : Kastolani Marzuki
Artikel Terkait