SLEMAN, iNews.id-Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) kembali melaporkan terjadi awan panas guguran dan luncuran lava pijar, Sabtu (9/1/2021). Awan panas guguran terjadi pukul 08.45 WIB dengan tinggi kolom 200 meter.
Arah luncuran ke hulu Sungai Krasak dengan jarak luncur 600 m. Awan panas tercacat di seismogram dengan amplitudo 45 mm dan durasi 120 detik.
“Selain itu pada pukul 06.00 WIB-12.00 WIB juga teramati guguran lava pijar sebanyak 7 kali dengan jarak luncur 500 meter ke arah Sungai Krasak,” kata petugas penyusun laporan aktivitas Merapi BPPTKG Heru Suparwaka, Sabtu (9/1/2021).
Secara meteorologi cuaca cerah dan berawan. Angin bertiup lemah hingga sedang ke arah barat daya dan barat. Suhu udara 20-26 °C, kelembaban udara 70-81 %, dan tekanan udara 567-686 mmHg.
“Secara visual gunung jelas, kabut 0-I, kabut 0-II, hingga kabut 0-III. Asap kawah teramati berwarna putih dengan intensitas sedang hingga tebal dan tinggi 100 m di atas puncak kawah,” ujarnya.
Petugas juga mencatat terjadi gempa guguran sebanyak 53 kali dengan amplitudo : 3-27 mm, durasi 9-91 detik. Gempa embusan terjadi 7 kali dengan amplitudo 3-6 mm, durasi 13-18 detik.
Gempa fase banyak atau hybrid tercatat 54 kai dengan amplitudo 3-27 mm, S-P 0.3-0.5 detik, durasi : 5-11 detik. Gempa Vulkanik Dangkal sebanyak 18 kali dengan amplitudo 38-75 mm dan durasi 11-48 detik. “Status Gunung Merapi masih level III (siaga),” kata Heru.
Kepala Bidang (Kabid) Kedaruratan dan Logistik BPBD Sleman Makwan mengatakan, adanya awan panas guguran tersebut belum berdampak di Sleman. Untuk aktivitas warga, terutama di lereng Merapi masih normal. “Belum ada dampak,” katanya.
Editor : Ainun Najib
Artikel Terkait