SLEMAN, iNews.id - Aktivitas Gunung Merapi hingga Kamis (10/3/2022) malam masih berlanjut. Gunung yang berada di perbatasan DIY dan Jateng ini menyemburkan awan panas guguran atau yang biasa disebut wedus gembel.
Aktivitas vulkanik itu terjadi pukul 19.25 WIB dan pukul 20.38 WIB. Awan panas guguran pukul 19.25 WIB tercatat di seismogram dengan amplitudo 70 mm dan durasi 229 detik. Jarak luncur 2.500 meter. Kedua awan panas kedua itu mengarah ke Tenggara Sungai Gendol. Cuaca mendung dan hujan, visual kabut.
Sebelumnya, pada peridoe pukul 00.00 WIB-18.00 WIB, terjadi 12 kali semburan awan panas guguran ke arah Tenggara, dengan jarak luncur 2 km dan dua kali lava pijar juga ke arah tenggaran dengan jarak luncur 800 meter.
Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknoogi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) juga mencatat terjadi gempa guguran 266 kali, gempa embusan 6 kali, gempa hybrid 3 kali dan gempa vulkanik dangkal 2 kali.
“Aktivitas erupsi saat ini terhitung masih tinggi dimana guguran terjadi rata-rata sebanyak 140 kali/hari," kata Kepala BPPTKG Hanik Humaida, Kamis (10/3/2022).
Gunung Merapi saat ini memiliki 2 kubah lava, yaitu kubah lava barat daya dan kubah lava tengah kawah. Hal itu merupakan analisis foto udara tanggal 20 Februari 2022 volume kubah lava barat daya terhitung sebesar 1.578.000 m3 dan kubah tengah sebesar 3.228.000 m3.
Status Merapi masih berada di tingkat Siaga atau level III. Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awanpanas guguran ke Sungai Woro sejauh 3 km dari puncak, Sungai Gendol dan Sungai Boyong sejauh 5 km, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh 7 km. Sedangkan lontaran material vulkanik jika terjadi erupsi eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak Merapi.
“Musim hujan yang masih terjadi di DIY dan Jateng, kami mengimbau masyarakat untuk mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di puncak Merapi,” kata Hanik.
Editor : Ainun Najib
Artikel Terkait