Dinas Pariwisata mencatat penggunaan aplikasi digital untuk melakukan pembayaran masuk destinasi wisata di Bantul masih minim. (Foto: iNews.id /yohanes demo)

BANTUL, iNews.id- Dinas Pariwisata Kabupaten Bantul mencatat penggunaan aplikasi digital untuk melakukan pembayaran masuk ke objek wisata masih sangat rendah. Dinas Pariwisata pun terus berupaya menggenjot transaksi digital tersebut.

Kepala Seksi Promosi dan Informasi Wisata Dinas Pariwisata Bantul, Markus Purnomo Adi mengatakan, jumlah wisatawan yang berkunjung selama akhir pekan kemarin berjumlah 37.673 orang.

"Dari jumlah tersebut, baru 3.079 orang atau sebesar 8,1 persen melakukan reservasi melalui visitingjogja," ujarnya Selasa (10/01/2023).

Markus menyebut, dari 3.079 orang yang melakukan transaksi melalui visitingjogja, paling banyak adalah wisatawan yang berasal dari Jawa Tengah yakni berjumlah 1.777. Sisanya berasal dari DIY sendiri, Jawa Barat, Jawa Timur, DKI dan Lampung.

Dia mengakui tingkat pembayaran retribusi wisata secara digital memang masih sangat sedikit. Ia menduga hal itu dikarenakan banyak wisatawan yang belum terbiasa dengan pembayaran non tunai. Selain itu, kendala teknis seperti jaringan sinyal yang sulit juga menjadi alasan.
 
Terkait dengan kondisi itu, Dispar Bantul berkomitmen untuk terus menggenjot agar wisatawan dapat terbiasa dengan pembayaran non tunai. Diantaranya dengan upaya-upaya sosialisasi serta penambahan sarana dan prasarana penunjang. Sehingga harapannya sistem pembayaran digital bisa berjalan lancar. "Kalau sinyal stabil pelayanan kepada wisatawan juga bisa lebih cepat," ujarnya. 

Menurutnya, dengan menerapkan sistem transaksi digital maka hal itu  juga dapat berdampak pada semakin efisiennya sistem pembayaran retribusi. Salah satunya adalah mengurangi biaya pencetakan karcis pada destinasi wisata yang dikelola pemerintah. 

Terlebih ada rencana pemerintah akan menaikan tarif retribusi dari Rp10.000 menjadi Rp15.000 per orang. Dengan rencana tersebut, maka diperlukan pencetakan karcis baru.

Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata, Kwintarto Heru Prabowo menyatakan, pencetakan karcis masuk destinasi wisata masih diperlukan karena dari pengalaman tahun lalu belum banyak wisatawan yang menggunakan pembayaran melalui digital yang sudah disediakan, salah satunya melalui kode QRIS (Quick Response Code Indonesia Standard).

Ia mencontohkan selama libur Nataru wisatawan yang berkunjung ke pantai barat seperti Samas sampai Pandansimo dari 1.900 orang, dan dari jumlah tersebut yang menggunakan transaksi digital hanya 30 orang.  

Menurutnya, jika wisatawan sudah terbiasa dengan transaksi digital, maka kapanpun ketika ada kenaikan tarif retribusi, pihaknya akan lebih mudah untuk mengubah sistem harga. Tetapi faktanya, sampai saat ini masih banyak wisatawan belum familiar dengan pembayaran elektronik.

"Sehingga sekarang masih berlaku karcis karena belum familiar menggunakan elektronik. Segala sesuatu harus dipenuhi. Misal cetak karcis dulu sekarang, iya kalau retribusi jadi naik, kalau tidak kan jadi persoalan," ujarnya.


Editor : Ainun Najib

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network