KULONPROGO, iNews.id – Sebanyak 94 warga di lima pedukuhan di Desa Purwosari, Kecamatan Girimulyo, Kabupaten Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), masih mengungsi. Hujan deras akibat Siklon Cempaka pada 28 November 2017 lalu telah menyebabkan 32 titik longsoran dan tanah ambles.
Setidaknya, ada delapan rumah rusak berat dan harus direlokasi karena tidak bisa dihuni lagi. Warga yang mengungsi ini berasal dari Pedukuhan Gedong, Ngaglik, Ngroto, Tegalsari, dan Ponces. Selain itu, kontur tanah di Dusun Tegalsari termasuk labil. Warga menemukan banyak retakan tanah yang mengancam longsor. “Masih ada yang mengungsi di rumah kerabat atau saudara,” kata petugas Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kulonprogo, Sudarmana, Senin (18/12/2017).
Menurut Sudarman, titik longsor dan tanah amblas ini telah membentuk tapal kuda sepanjang 500 meter. Di sepanjang pola tapal kuda itu, ada tiga rumah mengalami kerusakan berat. Lebih dari separuh bagian rumah hancur dan temboknya retak. “Permukaan tanah sudah turun hingga 30 sentimeter,” ujarnya.
Salah seorang warga Dusun Tegalsari, Makrina Sugiyati mengaku tanah ambles di sekitar rumahnya bervariasi dengan kedalaman mencapai satu meter. Padahal rumahnya sudah dibangun dengan kawat bertulang dengan konstruksi cakar ayam. Namun, tetap saja rumahnya rusak parah akibat tanah yang amblas. “Sementara kami masih mengungsi di rumah saudara. Rumah sudah hancur,” ujarnya.
Makrina Sugiyati berencana untuk pindah rumah karena lokasi lama sudah tidak aman. Dia akan membangun di Dusun Patihombo, yang berjarak sekitar satu kilometer (km) dari rumahnya.
Warga yang lain, Suharti berharap pemerintah ikut membantu warga yang terancam longsor. Dia dan keluarganya ingin segera pindah rumah. Namun, dia tidak banyak memiliki dana untuk membangun kembali rumahnya. Harapannya pemerintah mmebantu merelokasi rumah warga yang terancam. “Saya sudah ingin cepat pindah, sudah tidak nyaman di sini,” ucapnya.
Sementara Kepala Desa Purwosari, Purwito Nugroho Wijimulyanto menjelaskan, delapan rumah yang mengalami kerusakan itu dihuni oleh total 31 jiwa. Mereka mengungsi di rumah saudara dan kerabat terdekat. Selain rumah rusak, tanah longsor maupun ambles berdampak pada 11 titik jalan.
Empat titik sudah putus dan harus direlokasi karena rawan longsor. Jalan ini juga harus dibersihkan dengan alat berat dan sejauh ini baru tiga jalan yang sudah dibersihkan warga beramai-ramai. “Beberapa warga harus direlokasi karena lokasi saat ini cukup berbahaya,” ujarnya.
Editor : Maria Christina
Artikel Terkait