YOGYAKARTA, iNews.id - Aktivitas Gunung Merapi terus mengalami peningkatan. Dalam 12 jam Selasa (1/12/2020) pagi ini, dilaporkan terjadi 12 kali gempa guguran.
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida mengatakan, selain gempa guguran pihaknya juga mencatat terjadi guguran sebanyak dua kali yang suara gemuruhnya terdengar dari pos Pengamatan Gunung Merapi di Babadan Magelang serta Jrakah.
"Juga terjadi pergerakan magma menuju permukaan. Namun sekalai lagi masih belum bisa diprediksi kapan Merapi akan erupsi," terangnya kepada wartawan Selasa (1/12/2020).
Dijelaskannya secara meteorologi, cuaca di puncak Merapi berkawan dan mendung. Angin bertiup lemah hingga sedang ke arah timur dengan suhu udara di puncak antara 15-20 °C, kelembaban udara 70-95 %, dan tekanan udara 569-687 mmHg.
"Secara visual gunung jelas, kabut 0-I, kabut 0-II, hingga kabut 0-III. Asap kawah teramati berwarna putih dengan intensitas sedang hingga tebal dan tinggi 20 m di atas puncak kawah dan suara guguran dua kali dari Babadan dan Jrakah intensitas hingga sedang," ujarnya.
Dari catatan BPPTKG, sejak pukul 00.00 WIB sampai dengan pukul 06.00 WIB diketahui terjadi 12 kali gempa guguran, 5 kali gempa hembusan, 53 kali gempa fase banyak, dan 6 Kali gempa vulkanik dangkal."Status Merapi siaga dan jarak aman lebih dari 5 km dari puncak," katanya.
Lebih lanjut Hanik menandasksan meskipun Merapi menunjukkan tanda tanda erupsi yang semakin dekat, namun erupsi yang terjadi tidak akan sedahsyat tahun 2010 lalu.
"Prediksi dan analisa kami erupsi yang akan terjadi menyerupai erupsi 2006 dan tidak mengalami erupsi eksplosif namun efusif," katanya.
Editor : Ainun Najib
Artikel Terkait