Ilustrasi investasi yang beroperasi ilegal patut diwaspadai. (Foto: Istimewa)

SLEMAN, iNews.id - Investasi menjadi trend bisnis untuk mengelola dan menyiapkan keuangan. Namun tidak semuanya investasi aman karena sudah banyak yang menjadi korban investasi bodong. 

Saat ini banyak ragam investasi yang ditawarkan dengan berbagai keuntungan dan risiko masing-masing. Masyarakat harus hati-hati agar tidak salah memilih dalam kondisi ekonomi global seperti saat ini.  

Pengamat, perbankan, keuangan, dan investasi dari Universitas Gadjah Mada (UGM), I Wayan Nuka Lantara membagikan tips berinvestasi ditengah situasi ekonomi yang tak menentu supaya terhindar dari penipuan. Wayan menyebutkan ada empat komponen utama dalam berinvestasi yang perlu diperhatikan. 

1.Kenali instrumen investasi. 

Carilah informasi terkait investasi yang akan diambil baik melakui testimoni pengguna maupun sumber kredibel seperti Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sehingga diperoleh informasi yang memadai. 

"Pahami infromasinya sedetail mungkin, pahami karakteristik produknya," ujarnya.

2.Cek kemampuan diri.

Berinvestasi harus menyesuaikan dengan tujuan dan kemampuan diri secara finansial.

"Cek dengan profil risiko kita. Misal menjelang pensiun lalu ambil investasi dalam bentuk bit coin ini tidak cocok karena waktu tinggal berapa tahun pensiun dan terlalu berisiko kan bahaya," kata Dosen Departemen Manajemen FEB UGM ini.

3.Cek reputasi perusahaan penyelenggara investasi.

Hal ini perlu dilakukan untuk memastikan kredibilitas perusahaan agar terhindar dari investasi bodong atau abal-abal.

4.Cek legalitas investasi. 

Masyarakat dapat melakukan pengecekan legalitas peruaahaan investasi melalui OJK. Kalau ternyata perusahaan invetasinya tidak ada izin OJK ya tidak usah dipilih.

Lantas instrumen investasi seperti apa yang bisa dipilih? Wayan mengatakan ada beberapa macam investasi seperti saham, deposito, oboligasi, reksadana, cryptocurrency atau investasi mata uang digital, dan lainnya. Setiap investasi memiliki kelebihan dan risiko masing-masing.

Instrumen investasi dengan level risiko paling rendah adalah deposito. Deposito di bank konvensional yang dijamin oleh LPS. Selanjutnya yang agak berisiko obligasi yang diterbitkan pemerintah. Sedangkan risiko lebih tinggi adalah reksadana, diatasnya lagi itu saham lalu setelah itu bitcoin.

“Masyarakat yang akan berinvestasi untuk bersikap bijak dan teliti saat memilih produk investasi. Selain itu lakukan investasi sesuai dengan tujuan serta kemampuan finansial masing-masing individu,” ujarnya. 


Editor : Kuntadi Kuntadi

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network