Para petani pesisir Kulonprogo memasang spanduk berisi penolakan terhadap rencana penambangan pasir besi. (Foto: istimewa)

KULONPROGO, iNews.id – Paguyuban Petani Lahan Pantai (PPLP) Kulonprogo memasang ratusan bendera dan spanduk berisi penolakan terhadap rencana penambangan pasir besi di sepanjang pesisir Kulonprogo. PPLP akan terus berjuang melawan penambangan dengan bertani. 

Koordinator aksi Widodo, mengatakan spanduk ini dipasang di sepanjang jalur jalan Lintas Selatan (JJLS) Kulonprogo atau dikenal dengan Jalan Daendels, dari wilayah Kecamatan Galur, Panjatan sampai di perbatasan Wates di Karangwuni. Setidaknya ada 500 bendera dan spanduk yang dipasang warga secara swadaya. 

“Ada 500 spanduk maupun bendera yang kita pasang dari Banaran sampai di perbatasan Kawangwuni. Ini merupakan aksi dalam rangkaian HUT PPLP ke-19,” kata Widodo, salah seorang warga, Kamis (1/4/2021)

Berbeda dengan peringatan pada tahun-tahun sebelumnya, peringatan ini lebih sederhana. Warga hanya melakukan doa bersama dan tumpengan dilanjutkan dengan pemasangan spanduk ini. 
 
“Tuntutan warga hanya satu batalkan tambang pasir besi dan tolak pendirian pabrik pasir besi di Kulonprogo,” katanya.

Widodo mengatakan, selama ini warga sudah sangat sejahtera tanpa kehadiran tambang pasir besi. Justru rencana penambangan ini dikhawatirkan petani akan merusak kesuburan tanah. Untuk itulah mereka akan berjuang melawan penambangan dengan menanam, merawat dan memanen.

“Warga sudah sejahtera tanpa ada tambang. Biarkan kami menjadi petani,” katanya.

Selama ini wilayah pesisir Kulonprogo dikenal sebagai sentral produksi cabai di Kulonprogo dan DIY. Cabai petani pesisir banyak dikirim ke Jakarta, Medan, Palembang, Surabaya, dan Bandung.  Selain cabai, lahan pesisir Kulonprogo juga menjadi sentral budidaya melon, semangka dan aneka jenis sayuran.    

“Setiap tahun kami pasti menikmati harga cabai atau semangka yang mahal. Kalau harga cabai menyentuh Rp100.000 per kilogram jelas kami sangat untung,” katanya. 

Rencana penambangan pasir besi dulu akan dilakukan oleh PT Jogja Magasa Iron (JMI) yang merupakan konsorsium antara PT Jogja magasa Mining (JMM) dengan PT Indo Mines. Mereka telah emndirikan pilot project dan sampel pengolahan. Namun belakangan rencana pendirian pabrik biji besi di Kulonprogo tidak jelas. Pada 2020 kembali dilakukan pengiriman sampel pasir besi ke China. 


 


Editor : Kuntadi Kuntadi

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network