Kapolda DIY Brigjend Pol Ahmad Dhofiri saat meninjau lokasi Gereja Santa Lidwina Sleman. (Foto: iNews.id/Kuntadi)

YOGYAKARTA, iNews.id - Pelaku penyerangan pastur (romo) dan jemaat Gereja Katolik Santa Lidwina, Bedog, Sleman, S, menjalani perawatan intensif di rumah sakit (RS) Bhayangkara, Kalasan, Sleman, DIY. Kondisi pelaku sempat kritis setelah dihakimi massa. Namun saat ini, kondisi pelaku mulai stabil.

Kapolda DIY Brigjend Pol Ahmad Dhofiri sekitar pukul 14.45 sempat datang ke lokasi gereja yang berada di Trihanggo, Gamping Sleman. Sekitar 15 menit, Kapolda bersama sejumlah penyidik melihat lokasi kejadian. “Kondisinya belum stabil, tadi sempat kritis,” kata Kapolda, Minggu (11/2/2018).


Menurut Kapolda, pelaku masuk ke gereja melalui pintu sebelah barat. Pelaku langsung menyabet seorang jemaat dan mengenai bagian punggung. Kemudian S masuk ke ruang utama dan kembali menyabetkan pedangnya hingga mengenai beberapa jemaat. Tak hanya di situ, pelaku juga maju ke depan dan menyabet romo.

Namun aksi ini berhasil ditangani polisi. Dua timah panas bersarang di kedua kaki kanan dan kirinya. Saat sempoyongan dan terjatuh pelaku sempat dikeroyok dan mengalami beberapa luka.  “Nantilah, setelah kondisinya stabil kita akan interogasi lebih dalam,” ucap Kapolda.

Dhofiri mengaku belum bisa mengetahui motif di balik penyerangan tersebut. Semuanya masih menunggu kondisi pelaku yang masih belum stabil dan mendapatkan perawatan dari petugas medis.  Dari hasil pemeriksaan, pelaku identitasnya adalah mahasiswa.

“Mahasiswa kampus mana dan di mana, juga belum diketahui. Berilah kami kesempatan mengusut kasus ini lebih menyeluruh,” ucapnya.

Terkait kejadin itu, Kapolda mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan tidak terprovokasi atas kasus ini. Polisi akan mnegusut kasus tersebut sampai tuntas. Dari pemeriksaan sejumlah saksi dan korban, hanya ada satu pelaku. Sedang informasi pelaku lain di luar masih simpang siur.

Polisi juga mengamankan sejumlah barang bukti milik pelaku di antaranya sebuah pedang samurai, ijazah di dalam tas, dan beberapa dokumen lainnya.  Polisi juga belum bisa menyimpulkan dan mengaitkan apakah pelaku ada jaringan dengan terorisme atau latar belakang lain. “Belum ada kita masih dalami, kita belum berani menyimpulkan,” ucapnya.

Rencananya, Kapolda mengumpulkan tokoh agama, masyarakat yang ada di DIY, termasuk pengurus dan pegiat Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB).  Masyarakat harus tenang dan jangan mudah terpancing, untuk tetap menjaga kondusivitas wilayah. “Jaga kondusivitas DIY, ini memang jadi keprihatinan bersama. Silakan masyarakat beribadah, Polri akan menjaga,” tandasnya. 


Editor : Kastolani Marzuki

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network