YOGYAKARTA, iNews.id – Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menunda rencana penataan kawasan pedestrian di Jalan Malioboro, Yogyakarta. Sedianya pada pekan ketiga November 2018 ini, Malioboro akan menjadi kawasan pejalan kaki. Sebagai gantinya penerapan kawasan pedestrian ini akan dilaksanakan pada awal 2019 mendatang.
“Berdasarkan rapat koordinasi, ujicoba penataan Malioboro kita tunda. Kemungkinan akan dimulai pada awal 2019,” kata Kepala Dinas Perhubungan DIY, Sigit Sapta Raharjo, kepada wartawan di Kepatihan Yogyakarta, Senin (19/11/2018).
Keputusan melakukan penundaan setelah dilakukan pertimbangan, dengan memperhatikan banyaknya kegiatan budaya. Salah satunya pelaksanaan Sekaten di Alun-Alun Utara yang membutuhkan banyak akses jalan alternatif untuk mengurai kemacetan.
“Apalagi gelar Sekaten setiap tahunnya selalu dibanjiri ribuan wisatawan dari berbagai daerah. Kalau diterapkan sekarang pasti kemacetan akan bertambah parah,” ujarnya.
Penundaan ini juga tidak lepas dengan adanya operasi dalam meyambut Hari Natal dan Tahun Baru 2019 mendatang. Selama ini Jalan Malioboro menjadi salah satu titik yang menjadi tempat bagi warga untuk merayakan malam pergantian tahun. Pada malam pergantian tahun, kawasan Malioboro juga akan penuh sesak dengan massa yang berkumpul di sepanjang jalan.
Untuk itulah, pemerintah akan lebih memaksimalkan proses sosialisasi kepada masyarakat. “Jangan sampai rencana penataan ini belum tersosialisasikan. Sehingga ketika dilaksanakan justru banyak warga yang kaget dan belum siap. Kami juga bertekad memaksimalkan sosialisasi dulu agar tidak ada gejolak,” ucapnya.
Kepala Bidang Lalu Lintas Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta, Golkari Made sebelumnya mengusulkan agar rekayasa lalu lintas dilakukan berlawanan arah jarum jam. Di mana Malioboro berfungsi sebagai sentranya, sedangkan jalan Suryotomo dan jalan Mataram berubah menjadi jalan satu arah yaitu ke arah utara. Dengan catatan tak ada parkir lagi menggunakan ruas jalan. “Malioboro adalah sentral, sehingga jalan di sekitarnya harus bisa memecah kemacetan,” ucapnya.
Rencananya jalan Malioboro akan ditutup untuk kendaraan. Hanya akses tamu VIP dan bus Trans Jogja saja yang boleh melintas di speanjnag Jalan Malioboro. Akses transportasi yang ada akan diprioritaskan yang lebih ramah lingkungan, seperti sepeda, andong dan juga becak kayuh.
Editor : Himas Puspito Putra
Artikel Terkait