YOGYAKARTA, iNews.id – Pencegahan dan penanganan Covid-19 akan maksimal jika dilaksanakan secara terpadu baik dari sisi pengawasan, penelusuran kasus, test pengujian serta pengobatan. Namun jika hanya dilakukan satu sisi saja, hasilnya tidak akan efektif.
“Pengawasan serta penguatan tracing, testing, dan treatment (3T) menjadi syarat agar kebijakan pengetatan atau pembatasan mobilitas dapat membuahkan berhasil. Kalau hanya satu sisi saja tidak akan signifikan,” kata Pakar epidemiologi Universitas Gadjah Mada (UGM), Bayu Satria, Jumat (5/2/2021).
Bayu mengatakan, selama ini kebijakan yang dilakukan di beberapa daerah dalam pengendalian Covid-19 belum maksimal. Seperti di DKI Jakarta yang sedang mempertimbangkan kebijakan lockdown pada akhir pekan dengan membatasi kegiatan masyarakat. Begitu juga di Jawa Tengah dengan Gerakan di rumah saja pada akhir pekan ini.
Dikatakannya, pembatasan mobilitas penduduk menjadi hal yang cukup urgen untuk dilakukan di setiap daerah. Kebanyakan kasus Covid-19 menular melalui kontak langsung, sehingga dengan pembatasan akan bisa mencegah. Selain itu juga dengan penerapan protokol kesehatan dengan mencuci tangan dengan sabun, menjaga jarak dn menggunakan masker harus dilaksanakan.
“Lockdown akan efektif bukan dilihat dari durasinya tetapi dilihat dari pelaksanaan di lapangan seberapa ketat dan ditunjang dengan 3T yang diperkuat secara masif,” katanya,
Bayu mengatakan sejumlah negara dinilai telah cukup berhasil dalam mengendalikan kasus Covid-19. Seperti Taiwan, Korea Selatan, dan Selandia baru dengan melakukan pengetatan di awal terutama di perbatasan disertai 3T yang sangat masif.
“Idealnya pembatasan dilakukan dalam durasi 14 hari mengikuti masa inkubasi virus. Namun hal ini menurutnya juga perlu mempertimbangkan sejumlah aspek, terutama dari sisi ekonomi,” katanya.
Editor : Kuntadi Kuntadi
Artikel Terkait