Warga penolak pembangunan bandara NYIA bersama relawan menanam pohon pisang sebagai bentuk protes terhadap pembangunan bandara. (Foto: iNews/Budi Utomo)

KULONPROGO, iNews.id - Ada yang berbeda dari aksi warga penolak pembangunan Bandara New Yogyakarta International Airport (NYIA) di Kecamatan Temon, Kabupaten Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Sejumlah warga yang tergabung dalam Paguyuban Warga Penolak Penggusuran Kulonprogo (PWPP-KP) beserta relawan, menggelar aksi protes perlawanan dengan cara menanam pohon pisang hingga memperbaiki jalan yang dirusak oleh PT Angkasa Pura 1, Sabtu (13/1/2018) siang tadi.

Kalah fisik dengan ratusan polisi dan petugas dari PT Angkasa Pura I saat land clearing beberapa waktu lalu tak membuat kendor perlawanan warga menolak pembangunan bandara NYIA. Kali ini, puluhan warga dan relawan tidak menjalankan aksi seperti biasanya dengan berorasi. Protes kali ini dilakukan dengan cara menanam pohon pisang dan memperbaiki lahan pertanian yang sempat dirusak ketika proses pembersihan lahan beberapa waktu lalu.

Ardy Syihab, koordinator aksi tersebut mengatakan, kegiatan hari ini merupakan bentuk protes, perlawanan warga dan relawan. Lantaran, beberapa hari lalu tanah warga penolak yang memiliki sertifikat dan hak milik telah dirusak oleh PT Angkasa Pura I. “Seluruh lahan milik warga penolak yang ada di dua desa yakni Desa Palihan dan Desa Glagah akan diperbaiki dan ditanami kembali,” ucar Ardy.

Selain lahan pertanian milik warga penolak, dalam aksi kali ini warga dan relawan juga melakukan pematokan tanah sebagai batas lahan mereka. Warga juga memperbaiki sejumlah akses jalan yang sempat diputus oleh PT Angkasa Pura I. Beberapa akses jalan tersebut merupakan akses utama warga untuk beraktfitas setiap harinya.

Fajar ahmadi, warga penolak bandara mengatakan, aksi ini sekaligus menepis tudingan bahwa relawan yang berjuang bersama dengan warga merupakan provokator.

“Relawan di sini bukan provokator. Mereka peduli terhadap warga yang sudah menyatakan menolak sejak lima tahun lalu. Relawan sudah membantu dan salah satu bentuknya dengan aksi ini. Pohon roboh bukan berarti kami kalah. Kalau nanti (land clearing) lebih nekat maka kami juga akan lebih semangat menanam. Bertani adalah mata pencaharian kami. Bangunan yang telah dirusak, akan kita perbaiki lagi,” ucap Fajar.

Menurut Fajar, aksi serupa akan terus dilakukan apabila masih terjadi pengrusakan terhadap lahan milik warga penolak yang masih berstatus hak milik warga. Pasalnya dia menilai dengan bertani dan menanam, warga akan terus hidup dan melawan.

“Sementara proyek pembangunan bandara hingga siang ini masih terus berjalan seperti biasa, hilir mudik dump truk mengangkut tanah dan alat berat menggangkati sisa pohon dan material bangunan masih terus beraktifitas,” katanya.


Editor : Muhammad Saiful Hadi

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network