BANTUL, iNews.id - Keterbatasan fisik bukan menjadi halangan untuk mengembangkan bisnis. Sejumlah penyandang disabilitas justru sukses ditengah keterbatasan fisik yang dimilikinya.
Salah satunya Aziz Abdullah Bajasud yang merupakan owner Bj Homade dan Hay Optik. Dia justru sukses mengembangkan usahanya dengan modal tekad dan kemauan bulat.
“Selama tekad kami bulat kami akan terus berusaha. Keterbatasan bukan menjadi halangan,” katanya pada Seminar Bisnis DIFABISA yang digelar oleh Startup & Bussines Incubator Lembaga Pengembangan Kemahasiswaan dan Alumni Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (SEBI LPKA UMY) bekerja sama dengan Astra Startup Community, Rabu (12/10/2022).
Seminar dengan mengusung tema "Semangat Menembus Batas" ini diikuti 56 peserta. Sebagian merupakan para penyandang disabilitas dari berbagai daerah di DIY.
“Yang dibutuhkan adalah memperkuat personal branding pada bisnis maupun diri sendiri,” kata Aziz yang merupakan finalis Difabisa Astra 2021.
CEO dan Founder Difabike, Triyono mengatakan, seorang difabel harus bisa merintis usaha dengan tetap menjaga ketahanan usahanya. Membuka bisnis memang tidak mudah, namun bagi seorang wirausahawan justru tantangan terberatnya adalah bagaimana mempertahankan bisnis.
“Perlu banyak strategi yang harus dimainkan, salah satunya adalah dengan memperkuat personal branding tersebut," katanya.
Sementara itu, Wakil Ketua II Astra Startup Community, Alwahidul Mubarok mengatakan, kerjasama antara SEBI UMY dan Astra Startup Community untuk memberdayakan mereka dalam bidang bisnis. Seminar ini untuk membantu kaum difabel untuk berdaya sehingga mereka bisa mandiri
“Mereka bisa berdaya dengan mengeluarkan ide-ide bisnis yang mereka miliki juga pendampingan atas bisnis yang ingin mereka rintis,” tuturnya.
Kepala Lembaga Pengembangan Kemahasiswaan dan Alumni UMY, Oki Wijaya mengatakan, isu seminar ini selaras dengan apa yang ingin diwujudkan oleh UMY agar dapat selalu mendampingi masyarakat difabel. Isu difabel menjadi salah satu yang masih kita tingkatkan terus menerus di setiap tahunnya.
“UMY terus melakukan pembenahan infrastruktur agar lebih ramah pada kaum difabel. Kami juga memberikan akses seluas-luasnya untuk menerima mahasiswa maupun pegawai yang memiliki keterbatasan fisik, serta mendampingi masyarakat difabel di luar UMY untuk memberdayakan mereka dengan memberikan pengetahuan lebih,” katanya.
Editor : Kuntadi Kuntadi
Artikel Terkait