KULONPROGO, iNews.id - Peringatan Hari Pramuka di Kabupaten Kulonprogo, DIY ditandai dengan deklarasi generasi tanpa rokok.
Sejumlah generasi muda Pramuka Kulonprogo bersama dengan Forkompinda merusak sejumlah replika rokok, sebagai simbul perlawanan dan perang terhadap rokok.
Pembina Saka Husada Sri Budi mengatakan rokok telah banyak menyebabkan penyakit. Mulai dari hipertensi, jantung, stroke hingga gangguan kehamilan dan janin.
Menurut dia, usia harapan hidup di Kulonprogo menjadi tertinggi di Indonesia. Namun angka kesakitan juga tinggi. “Apalah arti hidup panjang tapi kesakitan,” kata Budi seusai upacara di Taman Budaya, Kulonprogo, DIY, Rabu (14/8/2019).
Momen Hari Pramuka ke-58 inilah dijadikan awal kebangkitan generasi muda tanpa tokok. Pandu muda kwartir cabang (kwarcab) harus terlibat aktif dalam memerangi rokok. Mereka harus mampu memberikan pemahaman dan memasang poster himbauan dan gerakan stop merokok.
“Jadilah pramuka sebagai generasi tanpa rokok. Ini adalah gerakan tulus untuk kesehatan pribadi dan masyarakat," ujarnya.
Salah satu peserta upacara Fajri Prasetya Dewi mengaku senang bisa ikut dalam gerakan melawan rokok. Pelajar salah satu SMP di Kulonprogo ini siap untuk menyosialisasikan gerakan antirokok di masyarakat. Selain memasang stiker di tempat umum juga siap mengingatkan orang yang merokok.
Agar tidak merokok, generasi muda harus memperbanyak aktivitas. Baik olahraga maupun kegiatan positif lainnya. "Tanpa rokok, banyak teman-teman yang berprestasi," ucapnya.
Wakil Bupati Kulonprogo Sutedjo mengajak kepada generasi muda untuk menjauhi narkoba karena merupakan musuh bersama yang harus dilawan karena akan merusak generasi muda. "Marilah Pramuka bersama-sama melawan narkoba,” kata Sutedjo.
Editor : Kastolani Marzuki
Artikel Terkait