GUNUNGKIDUL, iNews.id - Harga timun di Kabupaten Gunungkidul anjlok karena melimpahnya produk di pasaran. Para petani terpaksa membagikan kepada warga secara gratis dan menjadikan timun sebagai camilan ternak.
Petani di Gunungkidul Budi Susilo mengatakan, anjloknya harga timun ini mulai dirasakan petani sejak dua pekan belakangan. Setiap kilogramnya hanya laku Rp1.000 hingga Rp3.000, sehingga membuat petani merugi.
“Kalau harganya segitu jelas rugi, tidak sebanding biaya dan tenaga,” kata Budi.
Kondisi ini membuat para petani menjadi resah, karena bersamaan dengan masa panen. Produksi timun dalam pekannya hingga mencapai beberapa ton. Padahal saat awal masa panen harganya tembus Rp7.000 hingga Rp10.000.
Petani juga membagikan timun ini kepada masyarakat yang membutuhkan secara gratis. Tidak sedikit yang menjadikan timun sebagai cemilan untuk ternak seperti kambing dan sapi.
“Kami bagikan ke warga gratis. Bisa untuk camilan ternak,” kata petani yang tinggal di Pampang, Paliyan.
Timun suri yang dikembangkan petani Gunungkidul saat ini sebenarnya kondisinya cukup baik. Lantaran ditanam pada musim kemarau membuat lebih tahan hama dan penyakit. Sekali panen bisa menghasilkan hingga 50 kuintal.
“Semoga pemerintah bisa turun tangan agar harga bisa kembali membaik,” katanya.
Editor : Kuntadi Kuntadi
Artikel Terkait