KIEV, iNews.id - Warga di sekitar Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Zaporizhzhia, Ukraina bersiap menghadapi kebocoran radiasi. Saat ini PLTN itu terus mendapatkan serangan.
Kedua negara yang sedang bertikai, Rusia dan Ukraina saling menuduh sebagai pihak yang melancarkan serangan.
Pembangkit tenaga nuklir terbesar di Eropa itu berhasil direbut Rusia sejak Maret lalu, namun hingga saat ini pengoperasiannya masih dilakukan pekerja Ukraina.
Rusia juga terus meningkatkan serangan terhadap kota di seberang Sungai Dnipro yang berada tak jauh dari PLTN.
Khawatir terjadi kebocoran, warga di kota-kota sekitar PLTN menyiapkan obat penangkal radiasi. Gubernur Zaporizhzhia Oleksandr Starukh mengatakan di stasiun televisi Ukraina, warga sudah diajarkan bagaimana mengonsumsi yodium.
Perusahaan listik tenaga nuklir Ukraina Energoatom menuduh pasukan Rusia menembaki halaman kompleks PLTN dalam 24 jam terakhir. "Kerusakan saat ini sedang dipastikan," bunyi pernyataan Energoatom, di Telegram.
Kementerian Pertahanan Rusia sebelumnya menuduh pasukan Ukraina yang menembaki kompleks PLTN tiga kali dalam 24 jam. Disebutkan 17 peluru ditembakkan, empat di antaranya mengenai atap bangunan yang menyimpan 168 rakitan bahan bakar nuklir Westinghouse dari AS.
Selain itu 10 peluru meledak di dekat fasilitas penyimpanan bahan bakar nuklir bekas dan tiga di dekat bangunan yang menampung penyimpanan bahan bakar nuklir baru. Meski demikian tak ada kebocorn radiasi akibat serangan itu.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dalam pesan videonya pada Jumat lalu mengatakan, situasi di PLTN Zaporizhzhia sangat berisiko. Pernyataan itu disampaikan setelah pasokan listrik ke PLTN terputus akibat gangguan pada pusat pembangkit tenaga batu bara.
Dua dari enam reaktor bisa terhubung kembali ke jaringan setelah serangan yang memutus pasokan listrik.
Kepala Badan Energi Atom Internasional (IAEA) Rafael Grossi sebelumnya mengatakan pihaknya sangat ingin mengirim pejabat untuk memeriksa kondisi PLTN.
Sekjen PBB Antonio Guterres juga menyerukan agar peralatan dan personel militer ditarik dari PLTN guna memastikan tak ada target serangan. Ukraina menuduh Rusia menenpatkan persenjataan di lokasi PLTN untuk menyerang wilayah lain, dengan harapan tentara Ukraina tak akan membalasnya.
Editor : Ainun Najib
Artikel Terkait