Pola hidup tidak sehat yang dijalankan sejak muda bisa meningkatkan risiko penyakit. (Foto: cminj)

JAKARTA, iNews.id - Pola hidup tidak sehat yang dijalankan sejak muda bisa meningkatkan risiko penyakit. Salah satunya adalah memperparah sumbatan pada pembuluh darah sebagai penyebab penyakit jantung koroner (PJK).

Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah dr Utojo Lubiantori Sp.JP mengatakan sebenarnya plak itu bagian dari dinding pembuluh darah. 

"Dia tumbuh prosesnya dipercepat dengan faktor risiko seperti hipertensi, diabetes, merokok, kolesterol tinggi, kegemukan, genetik, faktor usia dan lebih banyak jenis kelamin pria," ujarnya dalam sebuah diskusi kesehatan di Jakarta, Selasa (4/4/2023) malam.
 
Menurutnya, laki-laki dengan pola hidup tidak sehat seperti merokok sedari muda serta adanya faktor risiko dapat meningkatkan risiko PJK dan penyumbatan pada pembuluh darah atau plak arterisklerosis ketimbang perempuan.
 
Hormon esterogen pada perempuan membuat kelompok jenis kelamin ini memiliki risiko yang bisa dibilang sangat kecil terjadi penyumbatan jika tidak ada faktor risiko yang menyertainya. "Tapi angka kejadian PJK pada perempuan bisa sama dengan laki-laki pada saat ia telah memasuki masa manepouse," ujarnya.
Maka itu, Dokter yang menamatkan spesialisasinya di Universitas Indonesia ini menyebut perlunya dilakukan check up pada kelompok yang memiliki faktor risiko dan kebiasaan merokok dengan perekaman elektrokardiogram (EKG), treadmill, USG jantung, CT Scan jantung, nuklir jantung dan kateterisasi.
 
Hingga saat ini, penyakit jantung masih menjadi urutan tertinggi penyebab kematian. Ada beberapa macam penyakit jantung yaitu gangguan irama jantung yang biasanya diderita atlet, penyakit jantung bawaan, hipertensi dan kelainan katup.

"Sedangkan 70 persen penyakit jantung didominasi oleh penyakit jantung koroner yang merupakan penyakit dasar seperti serangan jantung atau sudden death dan angina pektoris atau sakit dada," ucapnya.

Gejala penyakit jantung koroner ini bisa dirasakan seperti sesak nafas, terasa penuh, tertekan dan panas. Lokasinya tidak selalu di dada, rasa sakit bisa muncul di ulu hati, leher, rahang dan punggung. Gejala ini biasanya akan muncul saat beraktivitas atau kelelahan.
 
"Kalo cepat capek berati dia sudah penurunan fungsi fisik. Ketika serangan susah dideteksi, tapi setiap timbul saat aktivitas dan selalu berulang itu termasuk angina pektoris (sakit dada)," ujar dr Utojo. 
Menurutnya untuk menurunkan risiko penyakit jantung koroner dan sumbatan pembuluh darah, perlu diperbaiki dari sisi penyakit penyertanya seperti diabetes, obesitas, kolesterol dan hipertensi.
 
Selain itu juga diperlukan check up rutin jika ada peluang untuk komplikasi jantung yang lebih tinggi seperti pada pria perokok.
 
"Perokok ada diabetik mesti cek karena peluang untuk komplikasi jantung lebih tinggi, laki-laki dengan pola hidup tidak sehat lebih tinggi risikonya," katanya.
 


Editor : Ainun Najib

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network