BMKG menggelar sekolah lapang Geofisika di Glagah, Temon, Kulonprogo. (Foto: iNews.id/Kuntadi)

KULONPROGO, iNews.id - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menggelar Sekolah Lapang Geofisika 2021 di Kalurahan Glagah, Kapanewon Temon, Kabupaten Kulonprogo. Sekolah Lapang ini dilaksanakan hari ini dan besok, untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat akan mitigasi bencana.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan, sepanjang pesisir selatan Kulonprogo cukup rawan dengan potensi bencana tsunami dan gempa bumi. Sekolah lapang ini untuk memberikan untuk mengedukasi dan literasi kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan kewaspadaan dan kesiapan dalam melakukan mitigasi bencana gempa bumi dan tsunami. 

“Bencana tsunami itu tidak bisa dicegah, namun korban bisa ditekan. Melalui sekolah lapang ini untuk memberikan pemahaman warga akan mitigasi bencana,” kata Dwikorita saat membuka Sekolah Lapang Geofisika, Selasa (16/3/2021). 

Sekolah lapang seperti ini akan dilaksanakan terus setiap tahun. Tujuannya warga amenjadi terlatih dan tahu apa yang harus dilakukan ketika ada bencana. Peserta tidak hanya diberikan teori namun juga ada simulasi lapangan.

Untuk memninimalisir korban jiwa, tidak hanya butuh dukungan pemahaman SDM saja. Namun juga haraus ada dukungan infrastruktur pendukung, seperti jalur evakuasi dan peta bencana.    

“Potensi gempa dan tsunami di pesisir DIY bisa sebesaar 8,8 SR dengan ketinggian genangan mencapai 9 meter,” katanya.

Dwi Korita mengatakan, datangnya tsunami dengan gempa itu jaraknya sekitar 26 menit. Pemerintah akan mengeluarkan peringatan dini setelah gempa terjadi, sehingga masih ada waktu 22 menit untuk menyelamatkan diri ke daerah aman.  

“Begitu ada potensi, kami akan pencet tombol yang terhubung di BPBD dan sirine yang terpasang. Masyarakat harus bisa menyelamatkan diri,” katanya.  

Staf Ahli Bupati Kulonprogo, Bambang Sutrisno mengaku pihaknya rutin mengadakan simulasi kebencanaan. Hal tersebut dilakukan untuk meningkatkan kewaspadaan di sektor manapun. Entah itu daru sisi sumber daya masyarakat (SDM) maupun sarana dan prasarananya

“Kami sudah 49 destana (desa tangguh bencana) dan tahun ini ditargetkan 75 destana,” kata Bambang.

BPBD juga sudah membuat peta bencana dan sarana prasarana pendukung. Ketika terjadi bencana masyarakat tahu kemana harus mengungsi dan melakukan penyelamatan diri. 


Editor : Kuntadi Kuntadi

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network