Sejumlah warga menolak menerima SP tersebut dan justru mengusir petugas dengan membunyikan kentongan untuk memanggil warga lain. (Foto: iNews.id/Kuntadi)

KULONPROGO, iNews.id – PT Angkasa Pura I kembali melayangkan surat peringatan (SP) kepada warga pemilik lahan di lokasi Izin Penetapan Lokasi (IPL) Bandara New Yogyakarta International Airport (NYIA). Namun, sejumlah warga menolak menerima SP tersebut dan justru mengusir petugas dengan membunyikan kentongan untuk memanggil warga lain.

Anggota Tim Percepatan Pembangunan bandara NYIA Agus Andrianto mengatakan, surat peringatan ketiga akan segera diterbitkan. Dia menegaskan, warga akan tetap diberikan surat. "Hari ini ada distribusi SP tiga. Rencananya ada 71 surat untuk pemilik dan ahli waris," kata Agus Andrianto, Rabu (25/4/2018).

Dia menambahkan, surat tetap akan diberikan meskipun warga bersikukuh menolak. Namun, Agus menegaskan bukan menjadi urusannya jika warga tetap menolak. Prinsipnya, kata dia, surat tersebut sudah disampaikan kepada yang berhak meski ditolak.

"Tugas kami hanya menyampaikan saja," ungkapnya.

Sementara, Project Manager Pembangunan New Yogyakarta International Airport PT Angkasa Pura I Sujiastono mengatakan, tim sudah melaksanakan kewajibannya yakni menyampaikan surat peringatan. Namun, kata dia, perkara adanya penolakan dari warga dan tidak mau menerima surat tersebut sesungguhnya tidak masalah karena proses pembangunan akan tetap berlangsung.

"Tidak mau menerima surat tidak apa-apa. Proses tetap jalan terus," ungkap Sujiastono.

Namun, dia tidak menjawab gamblang terkait kapan eksekusi pengosongan lahan akan dilakukan. Dia hanya mengatakan, proses tersebut akan segera dilakukan. "Kapannya (pengosongan dan eksekusi) sabar ya," ujarnya.

Diketahui, dalam penyampaian SP tiga tersebut petugas PT Angkasa Pura I didampingi pihak desa serta kepolisian dan TNI. Mereka menemui warga yang masih ada di lokasi IPL Bandara NYIA. Dalam prosesnya, lebih banyak warga yang menolak menerima surat bahkan mereka tidak sungkan untuk mengusir setiap petugas yang datang.

Salah satunya terjadi saat petugas menyambangi rumah Suminto yang terletak di Sidorejo, Glagah. "Emoh. Aku ora nompo (tidak, saya tidak mau menerima)," ucap Suminto.

Penolakan tersebut justru disambut riuh para warga penolak bandara yang tergabung dalam Paguyuban Warga Penolak Penggusuran Kulonprogo (PWPP-KP). Warga meminta tim segera meninggalkan lokasi karena tidak ada satu pun warga yang mau melepaskan tanahnya untuk bandara.

Bahkan mereka juga memukul kentongan yang beritme titir langsung menarik perhatian warga PWPP. Mereka yang berdatangan dengan suara keras meneriakkan, "Maling... Maling.. lungo kono (Maling, pergi sana)," teriak warga.


Editor : Achmad Syukron Fadillah

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network