KULONPROGO, iNews.id – Puluhan sumur milik warga di Banyuroto, Kulonprogo diduga tercemar air lindi dari pengolahan limbah Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPAS) Banyuroto, Nanggulan. Air lindi dari pengolahan sampah itu membuat sumur warga keruh dan berbau.
Tokoh masyarakat Banyuroto Nanggulan, Bambang Nur Cahyo mengatakan, ada 40 kepala keluarga yang sumurnya tercemar limbah. “Air sumur menjadi agak keruh dan sedikit berbau meski oleh warga masih dimanfaatkan untuk kebutuhan konsumsi. Ini sudah beberapa tahun lalu, belum ada penanganan,” kata Bambang, Senin (15/7/2019).
Dia menjelaskan, tercemarnya sumur warga ini terjadi ketika ada banjir melanda kawasan ini dan merusak saluran lindi. Oleh pengelola, air lindi ini dimasukkan ke dalam dam penampungan untuk pross peresapan.
Namun permasalahan akan muncul saat musim penghujan. Saat hujan deras lindi ini akan terbawa air hujan dan mengalir ke pemukiman penduduk. Akibatnya ikut masuk ke tanah dan mencemari sumur milik warga. “Ada yang jaraknya 2 kilometer di bawah sana ikut tercemar,” ucapnya.
Menurut Bambang, warga sebenarnya sudah meminta kepada pengelola untuk melakukan perbaikan saluran lindi. Namun sampai saat ini tidak ada tindaklanjutnya. Saat ini warga semakin resah dengan rencana pemilik lahan yang tanahnya disewa untuk penampungan lindi yang akan meminta kembali.
Sementara pemerintah berencana membuang saluran air lindi ke sungai. Untuk itulah warga ingin ada bangket yang kuat agar lindi tidak mencemari dan masuk ke sumur-sumur warga. “2014 kita pernah protes dan dijanjikan ada perbaikan, tapi sampai sekarang belum ada realisasinya,” ucapnya.
Warga lainnya, Rubiyem mengatakan, sumurnya berjarak sekitar 50 meter dari sungai yang tercemar lindi. Saat musim hujan, air sumur mengeruh dan berbau tidak sedap. Terpaksa keluarganya membeli air kemasan untuk kebutuhan memasak dan minum. “Air lindi warnanya hitam, kami tidak tega kalau dipakai mengkonsumsi,” katanya.
Kepala UPT Persampahan, Air limbah dan Pertamana, DPUPKP Kulon Progo, Toni mengatakan secara umum lindi dari tumpukan sampah di TPAS itu sebetulnya sudah tertangani. Ada area instalasi pengolahan limbah tersebut yang sudah berfungsi namun hasil akhirnya belum 100 persen bagus.
Lindi, kata dia, sebetulnya juga berfungsi sebagai pupuk cair dan bagus untuk tanaman. Dia memastikan bahwa jaringan pipa pembuangan yang bocor sudah dibenahi. Satuan Kerja Pengolahan Sampah dari kementerian juga sudah turun tangan melakukan penanganan. Perbaikan talud dan jembatan timbang telah diusulkan namun belum diketahui kelanjutannya.
Wakil Ketua DPRD Kulonprogo Ponimin Budi Hartono siang tadi sempat menengok langsung kondisi di TPAS. Dewan mendesak agar lokasi pembuangan sampah dilakukan pelebaran. Selain itu masih adanya kendala dalam pengolahan limbah yang harus ditangani.
Talud di area bawah harus segera ditangani karena dampak pencemarannya ke sumur warga,” ujarnya.
Editor : Kastolani Marzuki
Artikel Terkait