Kampus Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta. (Foto: iNews.id/Kuntadi)

YOGYAKARTA, iNews.idPusat Studi Pancasila (PSP) Universitas Gadjah Mada (UGM) mengusulkan penulisan ulang terhadap naskah sejarah Gerakan 30 September. Penulisan harus dilakukan melalui riset dengan menggandeng pakar sejarah dan akademisi.

“Penulisan ulang ini harus melalui riset mendalam dari kalangan akademisi dan sejarawan,” kata Ketua Pusat Studi Pancasila UGM Agus Wahyudi, Senin (4/10/2020).

Penulisan ulang ini harus diikuti dengan pengujian atau validasi dari sumber yang beragam, seperti dari pusat riset dan lembaga pengkajian ilmiah. Pengujian penting untuk mendapatkan kebenaran yang sesungguhnya.


“Ini bukan hanya pada bidang sejarah, tetapi usaha pencarian kebenaran pada umumnya dalam tradisi ilmu pengetahuan,” katanya.

Selama ini sejarah Gerakan 30 September banyak menimbulkan kontroversi di masyarakat. Ada pandangan sejarah itu dibuat untuk kepentingan penguasa di masa lalu. Perbedaan pandangan ini perlu diatasi dengan pendekatan ilmiah dan kajian yang serius.

“Tentu saja harus sesuai standar dengan mutu yang tinggi di masyarakat kampus dan lembaga riset yang menangani isunya,” katanya.

Ketika hasil itu sudah ada, nantinya buku pelajaran dan kebijakan politik lainnya harus mengikuti riset dan pekerjaan ilmiah. Ini perlu agar pandangan orang terhadap sejarah ada satu persepsi yang sama.

Terkait dengan Hari Kesaktian Pancasila yang diperingati setiap tanggal 1 Oktober, Agus melihat tidak ada hubungannya dengan Pancasila. Pemakaian Pancasila dalam peristiwa pembunuhan para jenderal, justru menunjukkan bagaimana penguasa telah menyalahgunakan Pancasila demi kekuasaan.


Editor : Kuntadi Kuntadi

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network