MAPUTO, iNews.id - Sungguh sadis apa yang dilakukanp gerilyawan terkait ISIS di Provinsi Nampula, Mozambik ini. Mereka memenggal enam warga dan membunuh seorang biarawati asal Italia.
Tak hanya itu mereka juga menculik tiga warga sipil dan membakar puluhan rumah.
Kekejaman gerilyawan ISIS itu terjadi di Distrik Erati dan Memba, Provinsi Nampula pada Selasa (6/9/2022). Ada enam teroris yang berhasil ditangkap.
"Pada 6 September, akibat serangan teroris, enam warga dipenggal, tiga diculik, enam teroris ditangkap dan puluhan rumah dibakar di distrik Erati dan Memba, Provinsi Nampula," kata Presiden Mozambik, Filipe Nyusi pada Rabu (7/9/2022) .
Filipe mengatakan, gerilyawan melakukan pembunuhan besar-besaran saat melarikan diri dari tentara dari Mozambik, Rwanda dan Komunitas Pembangunan Afrika Selatan (SADC) yang dikirim untuk mengatasi kekerasan.
Berdasarkan laporan media dan dikonfirmasi oleh Sekretaris Negara Provinsi Nampula, Mety Gondola, ada seorang biarawati Italia berusia 83 tahun dan tinggal di Kota Nacal dibunuh dengan cara ditembak dalam serangan pada Selasa malam. Beruntung dua misionaris lainnya berhasil melarikan diri.
Gondola tidak memberikan rincian lebih lanjut tentang serangan itu tetapi mengatakan situasinya mengkhawatirkan.
Kantor Berita Portugis, Lusa mengatakan, biarawati itu tewas ditembak di kepala. Dia berasal dari ordo Suster-suster Misionaris Comboni dan telah bekerja di Mozambik sejak 1963.
Negara Islam mengklaim bertanggung jawab atas pembunuhan empat orang Kristen termasuk seorang biarawati Italia dalam serangan di sebuah desa di Provinsi Nampula pada Selasa. Hal itu disampaikan kelompok militan di saluran Telegram pada Rabu.
Kelompok itu juga mengklaim bahwa anggotanya membakar sebuah gereja, beberapa bangunan dan dua kendaraan dan juga properti lain yang terkait dengan misi Kristen di desa tersebut.
"Biarawati itu berjalan terlalu jauh dalam menyebarkan agama Kristen," kata mereka.
Pemberontakan terkonsentrasi di Provinsi utara Cabo Delgado dan telah merenggut ribuan nyawa sejak pecah pada 2017. Para pemberontak juga mengganggu proyek gas alam bernilai miliaran dolar.
Editor : Ainun Najib
Artikel Terkait