YOGYAKARTA, iNews.id – Kota Yogyakarta diserbu ribuan wisatawan selama libur panjang (Long weeekend). Kondisi ini berpotensi meningkatkan produksi sampah, khususnya di kawasan Malioboro.
Anggota Forum Pemantau Independen (Forpi) Kota Yogayakarta Baharuddin Kamba mengatakan, Forpi telah memberikan saran dan masukan kepada Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta terkait dengan dampak libur panjang. Salah satunya mengenai penanganan sampajh, yang diperkirakan produksinya akan mengalami peningkatan.
Selama ini kesadaran masyarakat untuk membuang sampah pada tempatnya masih rendah. Hal ini mengancam citra pariwisata di Kota Yogyakarta. Untuk itulah perlu langkah besar dalam penanganan masalah persampahan.
“Ini penting, karena kesadaran membuang sampah pada tempatnya masih minum dan belum menjadi budaya,” katanya Minggu (1/11/2020).
Kamba melihat perlu adanya pengawasan dan tindakan tegas bagi masyarakat yang membuang sampah sembarangan. Selama ini pengawasan hanya dilakukan saat momen tertentu dan penegakan hukumnya masih lemah.
“Tempat-tempat sampah juga perlu ditambah dan yang rusak segera diperbaiki,” paparnya.
Selain itu, petugas harus segera mengambil sampah, baik yang ada di tempat sampah maupun berserakan. Untuk pengambilan sampah bisa dengan menambah personel dan fasilitas kendaraan pengambilan sampah. Jika tidak diambil, sampah akan menumpuk dan menimbulkan bau tidak sedap.
“Ini sudah memasuki musim penghujan, sampah yang menumpuk menyebabkan penyakit dan menganggu estetika,” kata Kamba.
Pemerintah harus serius untuk mengalokasikan anggaran dalam penanganan sampah. Jika anggaran yang ada banyak untuk refocusing Covid-19, tidak salah bisa menggunakan dana keistimewaan untuk solusi alternatif.
Editor : Kuntadi Kuntadi
Artikel Terkait