KULONPROGO, iNews.id - SD Negeri Ngrojo yang terletak di Kalurahan Kembang, Kapanewon Nanggulan, Kulonprogo kembali tidak mendapatkan murid dalam penerimaan peserta didik baru (PPDB) 2022. Sampai dengan pendaftaran ditutup tidak ada satupun calon siswa yang mendaftar.
“Sampai PPDB ditutup tidak ada siswa yang mendaftar di SD Ngrojo,” kata Kepala SD N Ngorjo, Bambang Sriyanta, Selasa (12/7/2022).
Menurutnya, kondisi ini tidak lepas dari jumlah lulusan TK di sekitar SD Ngrojo yang memang minim. Lokasi sekolahnya juga berdekatan dengan empat SD lain yang ada di tengah permukiman penduduk, di antaranya Madrasah Ibtidaiyah (MI) Grubug, SD N Jatisarono, SD N Boto dan SD Kanisius Kenteng.
SD ini didirikan pada tahun 1982 dan setiap tahun jumlah siswa yang mendaftar sangat minim. Jumlah siswa dari kelas I sampai kelas VI hanya ada 8 orang dengan rincian kelas II ada dua siswa, kelas IV ada tiga siswa kelas V ada satu siswa dan kelas VI ada dua siswa.
“Kelas tiga juga tidak ada siswanya. Padahal jumlah gurunya ada 11 orang, lima guru kelas guru mata pelajaran ada tiga, guru agama dua dan satu guru olahraga,” katanya.
Sekolah sebenarnya sudah berupaya untuk menjaring murid. Mulai dari menjajikan iming-iming bonus, hingga layanan antarjemput siswa. Namun tetap saja tidak banyak yang tertarik untuk mendaftar.
Sekolah menyerahkan kondisi ini kepada Disdikpora dan pemerintah. Apakah akan diregrouping atau tetap dipertahankan dengan mekanisme pembagian siswa dengan SD yang ada di sekitarnya.
Kepala Disdikpora Kulonprogo, Arif Prastowo mengatakan, pihaknya akan melakukan evaluasi terkait kondisi di SD Ngrojo. Selain tidak mendapatkan murid, jumlah keseluruhan siswa juga minim.
“Kami akan mengevaluasi eksistensi SD itu. Sebenarnya lokasinya ada di perkotaan di Nanggulan, jadi bukan suatu desa yang terpencil gitu, sedangkan sumber daya manusia di sana itu lengkap," ujarnya.
Evaluasi lebih kepada upaya efisiensi dan efektivitas pembelajaran. Apalagi BOS yang dikucurkan akan mengikuti jumlah siswa. Sehingga ketika siswanya sedikit akan sulit berkembang.
Ada beberapa alternatif yang bisa ditempuh, apakah dengan regrouping atau tidak menerima siswa baru dan menghabiskan siswa yang ada sampai lulus.
Di Kabupaten Kulonprogo ada SD yang kekurangan siswa, yang tersebar di 12 kapanewon. Terbanyak berada di perbukitan Menoreh yang aksesnya cukup sulit. Namun SD ini tetap bisa menerima siswa baru
"Kebanyakan yang kurang berada di Kokap, Samigaluh dan Girimulyo. Tetapi disana tidak masalah karena lokasi sekolah berjauhan,” katanya.
Editor : Kuntadi Kuntadi
Artikel Terkait