BAMAKO, iNews.id - Kelompok kriminal bersenjata (KKB) melakukan dua serangan pada akhir pekan ini di Mali. Akibat serangan ini puluhan tentara pemerintah tewas.
Pemerintah Mali mengumumkan tiga hari berkabung nasional akibat kejadian ini. Hari berkabung itu dimulai pada Kamis (11/8/2022) hingga Sabtu (13/8/2022).
Tentara Mali mengatakan serangan di wilayah utara Gao pda Minggu (7/8/2022) menewaskan 42 tentara. Serangan itu dilakukan oleh KKB yang diduga berasal dari militan Islam yang menggunakan drone, artileri dan kendaraan jebakan.
Direktur Jenderal Polisi Nasional, Solaimane Traore mengatakan, masih di hari yang sama, lima petugas polisi tewas di selatan negara itu. kelompok KKB menyerang sebuah kantor polisi di dekat perbatasan dengan Burkina Faso.
Tiga petugas lainnya masih hilang setelah serangan di kantor polisi perbatasan Sona. Hari berikutnya, gerilyawan yang tergabung dalam kelompok terkait al-Qaida yang dikenal sebagai JNIM mengaku bertanggung jawab.
Mali dan mitra internasionalnya telah memerangi ekstremis KKB selama hampir satu dekade. Situasinya menunjukkan tanda-tanda memburuk setelah Prancis mulai menarik pasukannya menyusul serangkaian perselisihan dengan pemerintah Mali.
Pada 2013, Prancis memimpin operasi militer untuk mengusir militan Islam dari kekuasaan di kota-kota besar di utara Mali. Tetapi elemen-elemen itu akhirnya berkumpul kembali dan mulai melakukan serangan ke arah selatan terhadap militer dan penjaga perdamaian PBB.
Rencana penarikan Prancis datang setelah junta yang dipimpin oleh Kolonel Assimi Goita melakukan dua kudeta dalam periode sembilan bulan pada 2020 dan 2021. Para pengamat khawatir kekacauan tersebut telah menciptakan kekosongan kekuasaan lain bagi para ekstremis untuk melakukan lebih banyak serangan.
Editor : Ainun Najib
Artikel Terkait