Serangan monyet ekor panjang di lahan pertanian milik warga Gunungkidul makin masif. (Foto Ilustrasi : Reuters)

GUNUNGKIDUL, iNews.id- Konflik antara petani dengan monyet ekor panjang di Gunungkidul masih berlangsung. Bahkan dari tahun ke tahun serangannya kian masif. Banyak petani yang mengalami kerugian yang cukup besar akibat serangan hama ini.

Seperti yang dialami oleh para petani di Kalurahan Tepus Kapanewon Tepus Gunungkidul terus merasa gundah. Tanaman mereka terus rusak diserang kera ekor panjang dan juga landak. Mereka kebingungan untuk mengusir atau membasmi dua hama tersebut, terutama monyet ekor panjang.

Daliyem, warga Pule Ngelo Kalurahan Tepus ini mengaku memilih tak bercocok tanam lagi dan membiarkan ladangnya menganggpur. Karena berkali-kali upayanya untuk menanami lahannya berujung gagal panen usai tanamannya habis disikat monyet ekor panjang. "Mau apa lagi. Wong kalau nanam pasti habis,"ujar dia.

Serangan monyet ini sebenarnya sudah terjadi sejak lama. Namun dalam 5 tahun terakhir serangannya kian masif. Seluruh tanaman habis dimakan oleh monyet. Bahkan tak hanya tanaman yang sudah mulai berbuah, terkadang tanaman yang baru ditanam juga disikat.

Kaur Umum Kalurahan Tepus, Heri mengatakan, kera ekor panjang sebenarnya sudah menjadi musuh klasik bagi para petani di wilayahnya dalam 1 dekade terakhir. Serangannya belakangan kian mengganas karena sebagian besar tanaman petani rusak dimakan kera ekor panjang.

Heri mengatakan, 80 persen lahan pertanian di Kalurahan Tepus Kapanewon Tepus Gunungkidul rusak akibat serangan kera ekor panjang. Serangan tersebut telah berlangsung lama sehingga membuat petani terus mengalami kerugian.

Para petani selalu mengalami kegagalan panen. Karena sebagian besar tanaman yang mereka budidayakan selalu saja nyaris habis dimakan oleh kedua binatang tersebut. Seringkali petani hanya bisa menyelematkan sisa-sisa tanaman usai diserang kedua binatang ini. "Lha kalau nyerang itu kalo monyet bergerombol. Kalau landak sporadis, petani bingung,"kata dia.

Berbagai upaya telah petani lakukan untuk mengusir kera ekor panjang tersebut dari lahan mereka. Mereka sering harus bermalam di ladang untuk menjaga tanaman mereka dari serangan kedua binatang ini.

Mereka bahkan sudah mengusir dengan petasan, namun ternyata tidak mempan mengurangi serangan kedua binatang ini. Tak hanya itu, berulangkali mereka sudah melaporkan peristiwa tersebut ke BKSDA namun belum ada tindakan nyata. "Monyet ekor panjang itu dilindungi. Kami tidak bisa memburunya," ujar dia.

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul, Rismiyadi mengakui serangan monyet oni  terus terjadi di wilayah Gunungkidul. Namun luas lahan yang diserang hanya spot-spot kecil di beberapa kapanewon.
"Sebenarnya ada. Tetapi luasannya tidak signifikan, tidak sampai mengganggu panenan,"kata dia.

Memang serangannya dianggap masif karena ketika merangsek ke lahan pertanian jumlahnya monyet ekor panjang sangat banyak. Sehingga tanaman yang diserang langsung ludes.


Editor : Ainun Najib

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network