GUNUNGKIDUL, iNews.id – Sebanyak 20 alat deteksi dini (early warning system) bencana tanah longsor yang dipasang Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gunungkidul rusak. Tidak ada alokasi anggaran pemeliharaan menjadi penyebab kerusakan. Padahal keberadaan alat ini sangat penting karena dipasang di lokasi rawan longsor.
“Dari 30 EWS yang dipasang, tinggal 10 yang masih berfungsi aktif,” kata Kepala Pelaksana BPBD Gunungkidul Edy Basuki di Gunungkidul, Kamis (8/4/2021).
Edy mengatakan, peralatan tersebut dipasang di titik-titik rawan longsor. selain itu juga ada tujuh EWS tsunami yang sudah dipasang dan hanya satu yang berfungsi aktif.
Pengelolaan dan pengawasan peralatan ini sudah diserahkan ke pemerintah desa. Hanya saja desa tidak memiliki anggaran untuk pemeliharaan. Mayoritas desa belum menganggarkan anggaran untuk perawatan EWS.
“Kalau EWS tsunami masih menjadi kewenangan dari BNPB,” katanya.
Terkait dengan kerusakan ini, BPBD sudah melaporkan ke pusat dan Provinsi DIY. Harapannya ada alokasi anggaran untuk dilakukan perbaikan. Langkah alternatif yang diambil BPBD dengan meningkatkan kapasitas mitigasi bencana kepada masyarakat.
“Kami lakukan penguatan fisik dengan penambahan jaringan internet dan pengeras suara,” katanya.
Pengeras suara sangat berguna untuk memberikan peringatan dini bagi warga. Sedangkan jaringan internet akan mempermudah warga mendapatkan info terkini mengenai potensi kebencanaan.
Editor : Kuntadi Kuntadi
Artikel Terkait