KULONPROGO, iNews.id – Bupati Kulonprogo Hasto Wardoyo terhitung mulai 1 Juli menduduki jabatan baru sebagai kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Hasto pun harus rela meninggalkan Kulonprogo yang telah dipimpin selama tujuh tahun.
Salah satunya adalah mengawal program pembangunan bandara baru Yogyakarta (Yogyakarta International Airport/YIA).
Secara simbolis, pelepasan Hasto Wardoyo sebagai bupati Kuloprogo yang menduduki jabatan kepala BKKBN dilaksanakan di Gedung Kaca, Komplek Pemkab Kulonprogo, Selasa (16/7/2019). Seluruh kepala OPD di lingkungan Pemkab Kulonprogo, Forkompinda hingga kepala desa dan tokoh masyarakat hadir.
Dalam kesempatan itu, Hasto masih meminta agar program pembangunan di Kulonprogo bisa dilanjutkan. Salah satunya dalam mengawal pembangunan Bandara YIA, benar-benar bisa bermanfat bagi masyarakat Kulonprogo.
Kehadiran YIA, kata Hasto, harus memberikan manfaat dan meningkatkan eksejahteraan penduduk. Jangan sampai masyarakat hanya menjadi penonton dan tidak memiliki akses terhadap bandara. “Tantangan ke depan Kulonprogo adalah mengawal pembangunan Bandara Kulonprogo agar bisa bermanfaat bagi masyarakat,” kata Hasto.
Dia mengatakan, kehadiran bandara juga akan diikuti dengan kota bandara yang dikenal dengan airport city. Di sinilah tantangan akan sangat besar, dan warga harus bisa mengambil peran. Jangan sampai warga Kulonprogo menjadi kaum termarginal yang terpinggirkan. Program pemberdayaan masyarakat dan penyiapan keahlian yangs uydah dirintis harus bisa berlanjut. “Tenaga kerja lokal harus bisa terserap,” ucapnya.
Hasto yakin, Pemkab Kulonprogo yang kini dinakhodai Sutedjo akan mampu mengejar ketertinggalan dengan kabupaten lain di DIY. Saat ini telah melakukan upaya untuk mengejar pengerjaan sabuk hijau di Selatan Bandara Yogyakarta International Airport (YIA).
“Pak Tedjo sudah cepat, mulai bergerak menyiapkan green belt (sabuk hijau), juga beberapa hari lalu, sudah dua Tomira (Toko Milik Rakyat) yang diresmikan,” katanya.
Terkait tugas barunya sebagai Kepala BKKBN, Hasto akan melakukan re-branding kelembagaan di BKKBN. Selama memulai kerjanya di BKKBN, di daerah masih banyak warga yang menanyakan kurangnya eksistensi BKKBN. Untuk itulah rebranding akan dilakukan agar bisa menyentuh kaum milenial.
Kepala Desa Bojong, Dwi Ardana mengaku masyarakat Kulonprogo bangga sekaligus sedih ditinggal Hasto. Tujuh tahun kami merasakan inovasi Hasto dan membuat Kulonprogo lebih dikenal di seluruh Indonesia. “Harapan kita beliau tidak melupakan Kulonprogo. Kami ingin 2024 beliau bisa maju dalam pilpres,” ucapnya.
Editor : Kastolani Marzuki
Artikel Terkait