SLEMAN, iNews.id - Jumlah warga miskin di Sleman hingga 2020 masih tinggi yakni masih 8% dari jumlah penduduk. Untuk itu berbagai langkah terus dilakukan Pemkab Sleman untuk menekan angka kemiskinan tersebut satu di antaranya melalui program padat karya.
Kepala Dinas Tenaga Kerja (Dsinaker) Sleman, Sutiasih mengatakan, program padat karya merupakan program kegiatan pemberdayaan masyarakat desa. Terutama untuk membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat, menambah pendapatan masyarakat, mengurangi pengangguran sementara, mengurangi angka kemiskinan dan mengurangi kesenjangan ekonomi.
“Dalam pelaksanaanya lebih menyasar untuk pengangguran,” kata Asih panggilan Sutiasih saat peresmian hasil padat karya secara virtual di smart room Diskominfo Sleman, Jumat (4/12/2020).
Selain itu juga menyasar dusun dan kalurahan yang membutuhukan bantuan untuk memanfaatkan sumber daya alamnya untuk mendukung perekonomian dan perbaikan infrastruktur dengan melibatkan warga untuk mengerjakannya. Untuk pelaksanaan realisasinya melalui alokasi dana Bantuan Keuangan Khusus (BKK).
“Tahun 2020, ada 17 lokasi, 12 lokasi dana BKK dari APBD DIY dan 5 lokasi dana BKK APBD Sleman,” katanya.
Bupati Sleman Sri Purnomo mengatakan, kegiatan padat karya merupakan program pemberdayaan masyarakat desa khususnya masyarakat yang secara ekonomi masih kekurangan dan marginal.
“Kegiatan padat karya yang kita lakukan merupakan kegiatan yang bersifat produktif yang mengutamakan pemanfaatan sumber daya, tenaga kerja dan teknologi lokal untuk menambah pendapatan, mengurangi kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” ujarnya.
Editor : Ainun Najib
Artikel Terkait