KULONPROGO, iNews.id - SMKN 2 Pengasih, Kulonprogo meningkatkan kualitas pendidikan agar sejalan dengan dunia industri. Mereka mendatangkan guru tamu untuk berbagi ilmu dan pengalaman untuk meningkatkan kompetensi lulusan.
Kepala SMK N 2 Kulonprogo, Sumarno mengatakan, sebagai sekolah kejuruan mereka tidak bisa lepas dengan dunia industri. Untuk itulah sekolah mengundang guru tamu dari Semarang untuk memberikan pelatihan furnitur kayu bagi siswa kelas XI dan XII jurusan Teknik Furnitur. Pelatihan ini digear bersama dengan Hobi kayu Indonesua (HKI) DIY dan Carta serta Lem Ah-Bond.
“Ketiganya kami gandeng untuk meningkatkan kompetensi siswa. Apalagi selama ini mereka ada dalam urusan finishing furnitur,” kata Sumarno.
Sumarno mengatakan, HKI merupakan komunitas yang hobi dalam pengolahan kayu. Sementara EHA BOND jago dalam urusan finishing furnitur. Begitu juga Carta sebagai produsen HPL yang digunakan dalam finishing furnitur.
“Anak-anak ini tidak hanya dilatih tentang teori, tetapi juga praktik di bengkel pertukangan sehingga produk yang dihasilkan siap dipasarkan,” katanya.
SMKN 2 Kulonprogo terus berupaya memaksimalkan jumlah jam pembelajaran dengan pendampingan langsung dari industri melalui program satu semester 50 jam pembelajar bersama guru tamu dari industri. Peserta pelatihan ada 72 anak dengan kapasitas satu kelas 36 anak.
“Kami terus menggandeng dunia industri agar anak-anak bisa mendapatkan sertifikat untuk memudahkan mereka dalam mencari pekerjaan,” ujarnya.
Upaya untuk menyiapkan lulusan andal juga dilakukan dengan mengoptimalkan program reguler sesuai kurikulum. Namun guru dan siswa juga diuapayakan bisa magang di industri.
Wakil Ketua HKI DIY, Dadi Haryanto mengatakan, mereka diminta memberikan pelatihan dalam membuat furniture yang laik pasar. Targetnya anak-anak yang ikut ketika lulusa mampu memiliki usaha furnitur atau memiliki keahlian ketika mereka akan mencari pekerjaan.
“HKI ini anggotanya adalah orang-orang yang hobi kayu untuk membuat produk yang layak jual,”katanya.
Peserta pelatihan , Balqis Salamah mengaku senang dengan pelatihan ini. Sebab industri furnitur memiliki prospek yang cukup cerah.
“Jelas pelatihan ini sangat bermanfaat. Tidak hanya ilmu yang kami peroleh, tetapi juga kecakapan dan praktik,” ujarnya.
Editor : Kuntadi Kuntadi
Artikel Terkait