PURWOREJO, iNews.id - Minat masyarakat melaksanakan ibadah umrah ke tanah suci meningkat pascapandemi Covid-19. Setiap bulannya, Kantor Imigrasi Kelas II Non TPI Wonosobo, bisa mengeluarkan hingga 3.000 parpor yang didominasi untuk umrah.
Komisaris PT Attamimi Tawakal Alalloh, Mursid mengatakan, setiap bulannya mereka mampu memberangkatkan tiga rombongan umrah. Dalam satu pemberangkatan sekitar 50 orang.
“Setelah pandemi Covid-19 memang ada peningkatan, bisa 50 persen lebih. Sebulan kami berangkatkan tiga kali masiing-masing 50 orang,” kata Mursid, di sela pengurusan paspor di Kantor PT Attamimi Tawakal Alalloh, Purwodadi, Purworejo, Kamis (8/12/2022).
Menurutnya, perusahaannya sudah mengantongi izin resmi dari Kementerian Agama sejak 2020 lalu. Sebelumnya bergabung dengan biro perjalan haji dan umrah. Dengan izin sendiri, maka dalam pengurusan jemaah mereka bisa lebih maksimal.
Seperti hari ini dengan melayani pembuatan paspor bagi 45 jemaah umrah dan haji khusus di kantor mereka. Calon jemaah tinggal datang, foto dan melakukan perekaman data. Syaratnya juga mudah, cukup dengan menyerahkan dokumen pendukung seperti KTP, KK dan akta kelahiran.
”Jadi kami memudahkan jemaah dengan mengundang imigrasi ke sini, karena memang ada layanan jemput bola seperti ini,” katanya.
Para jemaah umrah ini akan berangkat ke tanah suci pada awal Januari nanti. Mereka juga akan melakukan wisata religi ke Turki.
Kasubsi Teknologi Keimigrasian, Kantor Imigrasi Kelas II Non TPI Wonosobo, Yogi Aji Saptono mengatakan, Setiap harinya mereka memiliki kuota untuk membuat 100 paspor. Selama ini selalu penuh, sehingga dalam sebulan ada sekitar 3.000 paspor yang dikeluarkan.
“Sejak dibuka Juli lalu, umrah terus meningkat, sehari kami 100 atau sekitar 3.000 paspor yang kami proses,” katanya.
Pengurusan paspor juga mudah asalkan memiliki dokumen kependudukan. Mereka juga memberikan layanan jemput bole di masyarakat. Selain itu masa berlaku paspor juga lebih lama menjadi 10 tahun.
Salah satu jemaah umrah, Lutfi Hakim mengaku akan berangkat umrah bersama istrinya. Dia memilih umrah lebih dulu karena untuk berhaji harus antreannya cukup panjang lebih dari 10 tahun.
“Alhamdullilah setelah Covid-19 dibuka lagi, jadi bisa berangkat umrah. Kalau menunggu gaji daftar atreannya cukup panjang,” katanya.
Editor : Kuntadi Kuntadi
Artikel Terkait