SLEMAN, iNews.id - Jumlah guru besar yang dimiliki Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta pada akhir tahun 2020 bertambah. Selasa (24/11/2020) dosen Fakultas Farmasi UAD, Nurkhasanan dikukuhan sebagai guru besar dalam bidang ilmu Farmasi.
Pengukuhan tersebut dilaksanakan dalam rapat terbuka senat di ruang Amphitarium UAD. Rektor UAD Muchlas memimpin langsung acara tersebut. Nurkhasanan merupakan guru besar ke 6 yang dimiliki UAD.
Rektor UAD Muchlas mengatakan, dengan bertambahnya guru besar ini bukan hanya akan meningkatkan kualitas UAD, baik dari sisi akademis maupun lulusannya, namun juga untuk kemajuan UAD guna membangun peradaban bangsa. Karena itu akan mendorong dosen UAD untuk menyandang status guru besar.
“Saat ini kami memiliki target akselerasi dosen bergelar doktor dan profesor. Dan tidak lama lagi, satu dosen UAD juga segera akan menyandang guru besar,” kata Muchlas dalam sambutannya.
Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) wilayah V Yogyakarta, Prof Didi Achjari mengatakan, dengan bertambahnya guru besar ini bukan hanya menunjukkan eksistensi UAD namun juga menjadi amanah dan spirit guna membangkitkan inspirasi baru untuk melahirkan karya yang bermanfaat bagi khalayak umum melalui tridarma yang berkualitas.
“LLDikti V Yogyakarta sendiri hingga akhir tahun ini ada penambahan 20 guru besar, sedangkan jumlah total ada 108 guru besar,” ujarnya.
Sementara Prof Nurkhasanah menyampaikan pidato pengukuhan guru besar yang berjudul Potensi Herbal Indonesia Sebagai Immunostimulan Alternatif Mengadapai Pandemi COVID-19. Pidatonya menyoroti tentang kekayaan hayati Indonesia yang sangat beragam dan tanah yang subur sebagai potensi besar yang memungkinkan pengembangan herbal Indonesia untuk pengobatan.
“Dalam penggunannya untuk pengobatan formal, diperlukan bukti-bukti ilmiah yang mendukung. Sehingga kerjasama antara peneliti dan klinisi dalam pengembangannya sangat diperlukan,” katanya.
Selain itu juga perlu didukung kebijakan pemerintah. Terutama dalam pengembangan dan pengintegrasiaan penelitian obat tradisoonal untuk pelayanan kesehatan. Di mana untuk pengunaan obat tradsional sebagai strategi yang tepat sendiri perlu didukung oleh semua pihak.
Editor : Ainun Najib
Artikel Terkait