Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Yudian Wahyudi. (Foto: iNews.id/Kuntadi)

YOGYAKARTA, iNews.id – Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga memberlakukan larangan bagi para mahasiswinya menggunakan cadar. Selain itu, pihak kampus sebelumnya juga telah mendata dan membina 41 mahasiswinya yang mengenakan cadar dari berbagai fakultas dan program studi.

Rektor UIN Sunan Kalijaga, Yudian Wahyudi mengatakan, pendataan terhadap mahasiswi yang mengenakan cadar sudah dilakukan sejak Februari lalu. Dari hasil pendataan, terdapat 41 mahasiswi dari berbagai fakultas. Mereka pun diberikan bimbingan dan konseling oleh pihak kampus.

“Sejak awal pendaftaran sebenarnya sudah dilarang menggunakan cadar. Kami sudah mendata dan membina mereka,” kata Yudian, saat jumpa pers di Gedung Rektorat UIN Sunan Kalijaga, Senin (05/03/2018).

Dia menjelaskan, pihak kampus melakukan pendekatan persuasif kepada para mahasiswinya. Mereka diberikan pemahaman secara bertahap. Setelah diberikan pengertian, setiap mahasiswi yang menggunakan cadar diberikan kesempatan hingga tujuh kali. Jika tetap tidak mau melepaskan cadar, mereka disarankan mencari kampus yang lain.

Dia mengatakan, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta merupakan kampus negeri, sehingga dalam kegiatannya harus sesuai dengan Islam yang moderat dan berkeadilan atau Islam Nusantara.   “Kami minta mereka untuk melepaskan cadarnya ketika berkegiatan di kampus,” ujarnya.

Dia menambahkan, ada kekhawatiran yang timbul jika mereka yang mengenakan cadar ikut dalam suatu aliran radikal. Apalagi belum lama juga ada insiden di kampus tersebut, yakni munculnya banyak bendera Hizbut Tahrir Indonesia (HTI). Padahal organisasi itu sudah dilarang oleh pemerintah.  “Bisa saja kalau ujian yang masuk orang lain bukan mahasiswa itu karena bercadar,” tutur Yudian.

Berbeda halnya dengan kampus lain di Yogyakarta, yakni Universitas Gajah Mada (UGM). Kabag Humas dan Protokol UGM, Iva Aryani mengatakan, pihak kampus selama ini tidak memberlakukan larangan bagi mahasiswi yang mengenakan cadar.

Dia menjelaskan, UGM lebih fokus dalam menumbuhkan nilai-nilai nasionalisme untuk menunjukkan jati diri sebagai mahasiswa dan mahasiswi yang menjunjung nilai-nilai kebangsaan, nasionalis, serta pancasila. “Hal-hal itu sudah menjadi jati diri UGM,” kata Aryani.

Dia menambahkan, pihak kampus terus memberikan pemahaman dan semangat kepada mahasiswa untuk menumbuhkan kembangkan semangat itu baik dalam kegiatan akademik maupun nonakademik.


Editor : Donald Karouw

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network