MAGELANG, iNews.id - Peserta Ruwat Nusantara di kawasan Candi Borobudur, Magelang, diajak mengunjungi Pasar Wigati di Ringinpitih untuk menikmati makanan tradisional. Tak hanya itu peserta juga diajak mengenal seni kebudayan lokal dan menari jathilan berbahan pelepah pohon pisang.
Pasar Wigati yang berada di Dusun Kranggan Ringinputih, Desa Wringinputih, Borobudur ini cukup unik. Pasar ini berada di bawah rimbun rumpun bambu. Suasanya yang sejuk menjadikan para tokoh masyarakat adat sangat menikmati makanan tradisional. Apalagi mereka juga menyaksikan pentas jathilan.
Pasar Wigati merupakan pasar budaya rakyat yang dibuka pada waktu tertentu. Lokasinya di tengah dan di bawah rimbunnya rumpun bambu. Di tempat ini para tamu yang merupakan wakil seluruh Indonesia dijamu makanan tradisional masyarakat dan pentas jathilan.
Peserta juga diberikan pelatihan dan pengenalan pengetahuan, seperti membuat mainan anak dari barang bekas dan bambu. Mereka juga dikenalkan dengan jamu tradisional Jawa, serta berbagai sesaji upacara ritual tradisi. Peserta tampak riang ikut memainkan kuda kepang dair pelepah daun pisang.
Direktur Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Masyarakat Adat Kemendikbudristek Sjamsul Hadi menilai, Desa Wringinputih memiliki budaya spiritual cukup kuat. Para masyarakat adat dan penghayat kepercayaan diharap bisa belajar bersama.
Setelah pandemi Covid-19, mereka mampu pulih dan menyatu dengan alam. Bahan makanan memanfaatkan tanaman dan meminimalkan keberadaan plastik.
“Ini melestarikan kearifan lokal," kata Sjamsul Hadi.
Ketua Adat Kasepuhan Cipta Mulya Banten, Abah E Suhendri Wijaya, berharap silaturahmi dengan mengumpulkan komunitas adat di Borobudur Magelang, terus terjalin. Hal ini penting untuk melestarikan adat tradisi.
"Sebagai ketua adat, kami mempertahankan ketahanan pangan. Tanam padi setahun sekali di ladang dan sawah. Tiap tahun ada acara adat," kata Abah E Suhendri
Penanggungjawab Ruwat Nusantara, Julianus Limbeng mengatakan kegiatan ini diharapkan bisa menginspirasi masyarakat dan tokoh adat. Harapannya ketika pulang mereka memiliki pengetahuan dan pengalaman baru.
“Mereka sangat puas kami ajak mengunjungi desa-desa di Borobudur dan melihat ritual tradisi,” kata Kepala Pokja Masyarakat Adat Kemendikbudristek ini.
Editor : Kuntadi Kuntadi
Artikel Terkait