Sutikno menunjukkan bantal yang dibuat dari limba busa bekas. (Foto: iNews.id/Trisna Purwaka)

BANTUL, iNews.id – Kasur busa bekas selama ini hanya menjadi limbah yang sulit untuk dihancurkan. Namun, siapa menyangka sampah ini justru menjadi barang berharga yang memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi.

Sutikno warga Sewon Bantul ini, sejak beberapa bulan ini mengolah limbah busa. Hanya bermodalkan uang Rp8.000 dia membeli busa bekas untuk diolah menjadi bantal. Kini usahanya semakin maju berkat keuletan dan kreativitas selama masa pandemi Covid-19.

“Ide membuat Bantal dari limbah busa muncul ketika masa pandemi Covid-19,” katanya. 

Pria yang sudah berusia paruh baya ini awalnya hanya bekerja sebagai wiraswasta. Lantaran masa pandemi Covid-19 usahanya sulit untuk berkembang. Dia lebih banyak berada di rumah mmebantu istrinya yang membudidayakan tanaman anggrek.

Dalam kondisi serba sulit ini, Sutiokno kemudian memutar otak agar bisa bertahan hidup di tengah himpitan ekonomi. Awalnya dia membeli busa dari pengusaha kasur busa yang ada di Bantul dan Yogyakarta. Potongan-potongan ini kemudian dicuci dan dibersihkan. Selanjutnya dimasukkan ke dalam mesin pencacah sampai menghasilkan potongan yang sangat kecil.
 
Cacahan busa ini kemudian dipakai untuk pengisi boneka dan bantal. Sebagian lagi dijual kepada perajin boneka untuk sebagai bahan pengisi. Sutikno juga menjual bantal ini dengan menitipkan kepada pedagang bantal keliling.

Hanya bermodalkan Rp8.000, Sutikno bisa menghasilkan satu buah bantal yang dijual dengan harga Rp25.000. Kini setiap bulannya dia mampu mendapatkan omset hingga mencapai belasan juta. Tidak hanya itu dia juga mampu menciptakan lapangan kerja.

“Ada beberapa tetangga yang ikut membantu usaha ini,” katanya.


Editor : Kuntadi Kuntadi

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network