SLEMAN, iNews.id - Pihak yang terlibat saat terjadi keributan di IGD RSA UGM, 19 April 2021 berakhir damai. Hal ini setelah dalam mediasi yang difasilitasi Mapolsek Gamping, Sleman, Jumat (23/4/2021), mereka sepakat menyelesaikan masalah itu dengan musyawarah kekeluarga.
Keributan sendiri, dipicu saat pengantar pasien menilai tenaga kesehatan (nakes) IGD RSA UGM lambat menanggani temannya. Namun pihak IGD menyatakan penangganan pasien sudah sesuai standar operasional prosedur (SOP). Maka terjadilah perdebatan, sehingga mengganggu pasien lain yang ada di IGD tersebut.
Keributan antara pengantar pasien dengan nakes UGM dan keluarga pasien di IGD RSA UGM tersebut menjadi viral setelah diunggah di medsos, 21 April 2021. Setelah viral, pengunggah video, Ike Susanti kemudian melaporkan peristiwa itu ke Mapolsek Gamping, Sleman.
Petugas menindaklanjuti laporan itu dengan memanggil dan memeriksa para pelaku yang memicu terjadinya keributan dilanjutnya dengan mediasi dengan pihak yang terlibat.
Kanit Reskrim Polsek Gamping, Sleman, Iptu Fendi Timur mengatakan, setelah menerima laporan pihaknya kemudian melakukan pemeriksaan terhadap empat pelaku yang memicu terjadinya keributan dan melakukan mediasi dengan semua pihak yang terlibat. Yaitu dengan mempertemukan pihak pelapor dan rumah sakit serta pelaku, Jumat (23/4/2021)..
“Hasil pertemuan mereka bersepakat untuk menyelesaikan permasalahan tersebut lewat jalur musyawarah, tidak ke jalur hukum dan saling memafaatkan,” katanya.
DA, 23 warga Banyuraden, Gamping, Sleman, pemuda yang memaki-maki nakes RSA UGM dan ribut dengan keluarga pasien akhirnya meminta maaf. Dia meminta maaf kepada pihak rumah sakit dan keluarga pasien yang dirawat.
“Saya meminta maaf kepada seluruh warga Yogyakarta khususnya kepada RSA UGM dan lebih khususnya kepada keluarga besar Mbak Ike yang bapaknya meninggal dunia dan saya turut berduka cita," katanya.
DA mengaku kemarahannya saat itu dipicu panik karena temannya yang sakit tak kunjung mendapat perawatan. Padahal temannya sakit muntah darah, lambung dan paru.
“Saya menyesal telah menyebabkan keributan di RSA UGM. Saya mengaku salah dan saya mohon maaf sama semuanya, khususnya sama keluarga besar Mbak Ike," katanya.
Kepala Humas RSA UGM Nenggih Wahyuni menjelaskan, setiap pasien apalagi di IGD pasti akan mendapatkan penanganan. Untuk itu menyesalkan adanya kejdian tersebu dan berharap agar kasus seperti ini tidak terulang kembali.
"Ini menjadi pelajaran yang sangat berharga. Kami berharap kejadian ini tidak terulang kembali. Kami juga berterimakasih kepada kepolisian," katanya.
Editor : Ainun Najib
Artikel Terkait