SLEMAN, iNews.id - Sebuah unggahan di media sosial yang menyebut ada oknum mahasiswa baru Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) yang dilecehkan oleh anggota Badan eksekutif Mahasiswa (BEM) viral di media sosial. Pihak kampus saat ini sedang menyelidiki kasus ini.
Postingan yang disertai dengan bukti potongan percakapan pesan singkat yang diduga antara korban dan MF itu diunggah oleh akun @UNYmfs pada Kamis (09/11/2023). Dalam keterangannya, korban mengaku telah dilecehkan sejak bulan Okotober lalu.
“Aku ga nyangka kuliah di/uny malah direndahin kaya gini… Jadi aku maba dan kenalan sama kating ini dari bulan Februari, waktu itu kenal karena acara fakultas. Kukira dia baik, ternyata dia cab*l, aku udah dilecehin sama dia dari Oktober, sampe sekarang,” tulis pengirim dalam akun tersebut dikutip, Jumat (10/11/2023).
“Awalnya gaberani speak karena diancam, aku pernah dilukai berkali kali sama dia karena ngelawan. Cuma sekarang aku muak dan luapin semuanya. Pengen bunuh diri rasanya karena hidupku kayak gini, dilecehin di kampus baru… Plis help me… aku gaberani spill nama pelaku, tapi Aku hafal nim nya,” sambungnya.
Sontak, unggahan itu pun langsung mendapat tanggapan netizen di kolom komentar. Tak sedikit yang menyayangkan tindakan tersebut dan meminta pihak kampus segera mengusut serta memberikan perlindungan terhadap korban.
“Wah serem sih ini sampe uda ada niat bundir gitu, yang Jogja kasi pendampingan dong biar ngga diintimidasi,” tulis akun @iam.
“Bener, pihak fakultas harus bisa kasih pendampingan ke sendernya dan kalo bisa jauhin dulu sendernya dari jangkauan si pelaku supaya ga terjadi hal hal yang ga diinginkan,” timpal akun @namaku dino.
Ketika dikonfirmasi, Wakil Dekan Akademik, Kemahasiswaan dan Alumni UNY Prof Jaslin Iksan mengaku sedang menyelidiki untuk mengusut permasalahan ini. Saat ini satgas di tingkat fakultas sedang berupaya mengumpulkan bukti-bukti.
“Terus terang saya merasa terganggu, ada sesuatu yang membuat saya kurang nyaman. Oleh karena itu kami secara kelembagaan yang dikoordinasikan oleh Satgas dan biro yang membawahi akan mengusut tuntas masalah ini,” ujarnya.
Jaslin mengatakan, pihak fakultas juga telah memanggil mahasiswa yang bersangkutan untuk dimintai keterangan. Dari pertemuan tersebut ada dugaan penyebaran kabar bohong atau hoaks untuk merusak reputasi kampus maupun mahasiswa yang bersangkutan.
“Yang bersangkutan dituduh melakukan hal tersebut, sementara yang menuduh kami tidak tahu siapa orangnya, baik yang merasa korban yang menyebar luaskan. Identitas yang merasa menjadi korban dan yang menyebarkan kami juga belum tahu. Ini baru sebatas data awal sehingga kami juga akan memberikan perlindungan terhadap yang dituduh,” ujarnya.
Jaslin memastikan mahasiswa yang bersangkutan cukup kooperatif saat diminta memberikan keterangan. Bahkan, mahasiswa tersebut juga bersedia gawainya diperiksa untuk kepentingan pencarian bukti.
"Bahkan ketika ditanya yang bersangkutan bersedia HP-nya diperiksa jika memang melakukan, tentu kalau ahli IT bisa mencari meskipun sudah dihapus. Tetapi kami belum bisa menyampaikan seperti apa kebenarannya. Karena yang bersangkutan juga merasa tidak pernah mengirimkan pesan tersebut,” ucapnya.
Editor : Kuntadi Kuntadi
Artikel Terkait