Lurah Panggungharjo, Sewon, Bantul, Wahyudi Anggoro Hadi menjadi wakil Indonesia dalam KTT di Jerman. (foto: istimewa)

BANTUL, iNews.id - Lurah Panggungharjo Kapanewon Sewon Kabupaten Bantul, Wahyudi Anggoro Hadi menjadi wakil Indonesia dalam konferensi tingkat tinggi (KTT) New Rural di Frankfurt, Jerman pada pertengahan bulan Juli lalu. Wahyudi berangkat bersama Lurah Grenggeng, Kecamatan karanganyar, Kebumen, Jawa Tengah. 

KTT ini untuk menggagas ide-ide masa depan. Kisah-kisah sukses para kepala desa akan diterapkan untuk membangun peradaban baru dunia.

Sarjana apoteker ini bertolak ke Jerman selama 14 hari dan baru pulang ke Indonesia akhir bulan Juli 2022. Selama dalam KTT, Wahyudi banyak berbagi ilmu berkaitan kebijakan yang ia ambil dalam memimpin Kalurahan urban, Panggungharjo.

"Kami lebih banyak melakukan dialog dengan 41 negara peserta," ujar dia, Minggu (7/8/2022). 

Dari Indonesia, Wahyudi menjadi salah satu perwakilan bersama Kades Grenggeng. KTT New Rural Agenda merupakan gagasan dari sebuah organisasi nirlaba asal Majalengka yang berfokus pada kajian kehidupan lokal pedesaan yang pada kesempatan itu turut diundang ikut bagian.

KTT tersebut lebih banyak diisi dengan kegiatan diskusi dan bertukar gagasan soal sistem pemerintahan desa di masing-masing negara. Dalam hal ini, pertemuan negara-negara tersebut bertujuan untuk merubah perspektif masyarakat desa untuk dunia dimasa depan.

Wahyudi mengungkapkan KTT itu sebenarnya merupakan agenda pameran seni rupa 5 tahunan yang diadakan oleh Documenta  Fifteen. KTT tersebut diselenggarakan di salah satu kota di Jerman, Kassel. 

"Termasuk ada New Rural Agenda," ujarnya.

Pertemuan perwakilan negara-negara seperti Cina, Amerika Latin, Australia dan lainnya ini, ingin merumuskan masa depan dunia. Di samping mewujudkan peradaban dengan melibatkan desa yang dalam kenyataannya memiliki peran penting.

"Desa adalah sumber kehidupan dunia dimasa yang akan datang," ujarnya.

Wahyudi menambahkan, dalam perumusan New Urban Agenda akan merubah perspektif desa yang selama ini hanya dijadikan sebagai objek. Padahal untuk sumber kehidupan utama ini mereka sebetulnya tidak memiliki. Sehingga masyarakat desa ini berkumpul, bersepakat dan merumuskan.

Terpilihnya Wahyudi mewakili Indonesia tidak lepas dari gagasannya membangun konsep ketahanan pangan melalui prinsip sosial, budaya dan agama, dimana hal ini menjadi tantangan dunia kedepannya.

"Pada kenyataannya desa ini memiliki tiga komoditas strategis yang tidak dimiliki oleh masyarakat kota," ujarnya.

Tiga komoditas tesebut adalah air bersih, udara bersih dan sumber pangan sehat. Komoditas air bersih bagi masyarakat kota harus beli. Kemudian desa memiliki udara bersih ketika masyarakat kota mau menghirup udara bersih harus ke pantai, gunung atau ke desa.

Desa juga mempunyai sumber pangan sehat. Komoditas ini yang menjadi komoditas primer yang hanya ada di pedesaan. Untuk mendapatkannya, masyarakat perkotaan harus menebusnya dengan harga tertentu.

"Bukti nyata dari kekuatan desa adalah saat seluruh dunia terguncang akibat pandemi Covid-19," katanya.

Saat pandemi, Ekonomi masyarakat kota yang bergantung kepada kekuatan kapitalis dan pasar seketika runtuh. Banyak perusahaan tak bisa menggaji karyawan sampai PHK besar-besaran sehingga membuat masyarakat kota banyak yang kelaparan

Sementara di desa, masyarakatnya masih bisa menghasilkan kebutuhan pangannya sendiri. Tak hanya itu, kekuatan desa kembali terbukti dimana masyarakat kota harus kembali ke desa untuk mempertahankan hidupnya dimasa pandemi Covid-19. 


Editor : Kuntadi Kuntadi

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network