KULONPROGO, iNews.id – Hunian relokasi bagi warga miskin terdampak pembangunan New Yogyakarta International Airport (NYIA) di lahan Pakualam segera bisa ditempati. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kulonprogo telah mengundi 43 rumah kepada calon penghuni dan dalam waktu dekat kunci rumah akan diserahkan.
Kabid Perumahan dan Pemukiman Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan kawasan Pemukiman, (DPUPKP) Kulonprogo Suparno mengatakan, total rumah yang dibangun sebanyak 50 unit dan baru diundi sebanyak 44 unit. Dua unit akan diberikan kepada warga penggarap lahan yang sebelumnya sudah tinggal di lahan Pakualam dan empat unit tersisa diperuntukan kepada warga terdampak sesuai dengan mekanisme awal.
"Ada 43 rumah yang sudah diundi, satu tidak datang jadi total ada 44 rumah," kata Suparno, di sela pengundian di Balai Desa Keundang Temon, Jumat (27/4/2018).
Dia mengatakan, awalnya ada 46 orang yang mengajukan pendaftaran untuk menempati lahan tersebut. Namun, setelah dilakukan verifikasi tiga orang di antaranya satu tidak lolos, satu tidak bersedia menghuni, dan satu lagi tidak diketahui keberadaannya.
"Secepatnya akan diserahterimakan kepada warga oleh bupati," ucapnya.
Menurutnya, dinas saat ini juga tengah menyiapkan hunian tahap kedua di wilayah Kaligintung, Temon. Sebagai informasi, lokasi yang dipilih berada di areal perbukitan yang menggunakan tanah Pakualaman Gorund (PaG) milik Kadipaten Puro Pakualaman.
Camat Temon Jaka Prasetya mengatakan, warga miskin yang terdampak pembangunan bandara berhak mendapatkan rumah gratis. Hanya saja, mereka tidak banyak mendapatkan kompensasi ganti rugi atas lahan untuk bandara. Jikapun dapat, uang yang diterima tidak cukup untuk membeli dan membangun hunian di relokasi tanah kas desa.
"Warga juga akan diberikan surat kekancingan dari Pakualaman," ujar Jaka Prasetya.
Luas rumah yang diberikan sekitar 80 meter persegi dengan model bangunan type 36. Di setiap rumah juga disediakan dua kamar, lengkap dengan tempat tidur dan kasur berikut almari. Di ruang tengah juga ada meja kursi tamu serta satu set meja makan.
Salah seorang calon penghuni Wagimin Yoga Wiyatmo mengaku sangat bersyukur mendapatkan rumah tersebut. Selama ini dia hanya mendapatkan kompensasi sebesar Rp93 juta yang habis dibagi kepada delapan anak. Dia sudah tidak memegang uang dan tinggal menumpang di rumah kerabat.
"Itu hanya atas bangunan rumah karena tanah yang dipakai sudah dijual dan hanya numpang," ucap Wagimin yang dulu tinggal di Ngringit, Palihan. "Saya sudah sangat senang, bersyukur sekali dapat rumah ganti," ungkapnya.
Editor : Achmad Syukron Fadillah
Artikel Terkait