KULONPROGO, iNews.id - Warga Padukuhan Papak, Kalurahan Kalirejo, Kapanewon Kokap, Kulonprogo menemukan rancak atau alat penyangga gamelan yang terbuat dari batu, kamis (26/8/2021). Perangkat yang diperkirakan sudah berusia ratusan tahun ini ditemukan di tengah tempat permakaman umum (TPU) Papak.
Setidaknya ada 129 bagian bebatuan kuno yang ditemukan warga. Sebagian masih utuh dengan panjang sekitar 30 centimeter namun ada juga yang sudah patah. Batu ini terbuat dari batuan andesit dengan dengan motif berupa pahatan. Selain itu ada juga yang mirip dengan nisan batu.
Tokoh masyarakat Papak, Kasdi (76) mengatakan, temuan ini berawal dari gotong royong warga di areal makam. Setiap bulan Muharram warga rutin melakukan bersih-bersih areal makam ini. Saat itulah ada yang mencangkul dan ujungnya mengenai batuan.
“Awalnya kena cangkul kemudian digali dan semakin banyak,” katanya.
Warga kemudian melakukan penggalian hingga pada kedalaman 1 meter. Saat itu ditemukan batuan yang jumlahnya 129 buah. Lokasi batuan ini terkumpul di satu lokasi dan tidak menyebar.
“Batunya itu mirip dengan artefak, sehingga warga penasaran dan menggali untuk dikumpulkan,” katanya.
Lokasi batuan ini berada di sekitar makam penari tayub (ledhek). Menurut cerita orang tua dulu di tengah makam itu terdapat makam ledhek yang bernama Simplek. Pada bagian atas pusara juga ada satu buah patung atau arca perempuan tanpa busana dengan rambut diikat di atas. Hanya saja arca itu hilang dicuri pada 1991 silam.
Warga menduga batuan ini berupa rancak atau alas gamelan. Setidaknya ada empat jenis yakni rancak bonang ada dua, rancang gambang satu dan rancaak saron. Mungkin piranti gamelan ini ikut dikuburkan saat Ledhek Simplek meninggal.
“Katanya dulu kalau ada hajatan ada pentas tayub dan Ledhek Simplek menjadi salah satu penarinya,” katanya.
Lurah Kalirejo Lana mengatakan, temuan ini sudah dilaporkan ke Dinas Kebudayaan Kulonprogo. Rencananya besok pagi mereka akan datang untuk mengecek dan meneliti batuan yang ada.
“Mungkin ini termasuk batuan kuno karena dulu di sekitar sini juga pernah ada temuan lingga yoni,” katanya.
Saat ini batuan ini dikumpulkan warga di dekat kompleks makan dengan diberikan alas daun kelapa. Sedangkan pada bagian atas ditutup menggunakan terpal, sembari menunggu tim kebudayaan dan dari BPCB mengecek.
Sekretaris Dinas Kebudayaan Kulonprogo Yudono Hindri Atmoko mengatakan, akan mengecek batuan ini. Mereka akan menerjunkan tim untuk melakukan penelitian, untuk memastikan jenis batuan itu.
Editor : Kuntadi Kuntadi
Artikel Terkait