Bupati Gunungkidul Sunaryanta menghadiri tradisi Rasulan di Patuk, Gunungkidul, Senin (20/6/2023). (foto: iNews.id/Kismaya Wibowo)

GUNUNGKIDUL, iNews.id - Warga Kalurahan Beji, Kapanewon Patuk, Gunungkidul menggelar tradisi bersih desa atau dikenal dengan Rasulan, Senin (19/6/2023). Salah satu ritual yang masih dipertahankan memboyong Dewi Sri

Kegiatan tahun ini lebih meriah dibanding tahun-tahun sebelumnya setelah pandemi Covid-19 berlalu. Kegiatan diawali dengan kenduri warga dari enam padukuhan di Balai Padukuhan Jelok. Warga berdoa bersama sebagai ungkapan rasa syukur atas melimpahnya hasil panenan. 

Berbagai uba rampe disiapkan panitia mulai dari ingkung ayam lengkap nasi gurih dan lalapan. Bahkan gunungan hasil bumi juga ikut dikiran menuju ke Sungai Oya, yang menjadi sumber penghidupan warga.

“Kami juga melepas benih ikan di Sungai Oya sebagai ungkapan rasa syukur atas kesehatan dan keselamatan warga yang mencari penghidupan di seputaran sungai,” kata Lurah Beji, Arif Wahyu Saputro.

Tokoh masyarakat Sukriyanto mengatakan, salah satu tradisi yang dipertahakan berupa ritual Mboyong Dewi Sri. Ritual ini memiliki makna menyimpan hasil panen khususnya padi. Sebelumnya dilakukan panen perdana oleh Bupati Gunungkidul Sunaryanta yang memanen menggunakan ani-ani (alat memanen padi dengan alat tradisional). 

“Tradisi Mboyong Dewi Sri ini diawali dengan panen dengan ani-ani dan hasil panen disimpan,” katanya.

Bupati Gunungkidul Sunaryanta mengaku bangga dengan kesadaran masyarakan untuk menjaga dan melestariak adat tradisi budaya. Kegiatan seperti ini sebagai salah satu cara merawat bangsa dan negara. 

“Gotong royong ini harus dijaga. Ini menjadi modal besar bagi masyarakat untuk membangun daerah,” katanya. 


Editor : Kuntadi Kuntadi

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network